Kamis, 16 Juli 2009

Koordinasi Israel-Mesir untuk Serang Iran


Sebuah kejadian langka, Kapal AL Israel – Sa'ar 5 - melintasi Terusan Suez. Ini meningkatkan tensi spekulasi bahwa fungsi strategis lintas laut sebagai kemungkinan penyerangan ke Iran.
Sa



Menurut sumber pelabuhan, dua kapal perang Israel telah melintasi kanal, dari laut Mediterania ke Laut Merah, pada Selasa, AFP melaporkan.

Kapal kapal Sa'ar 5 –Hanit dan Eilat, telah melintasi kanal pada Juni, sebagaimana apa yang dikatakan sumber berita bahwa ini merupakan kasus pertama dimana kapal perang besar Israel telah menggunakan lintas, walaupun dia tidak dapat untuk mengkonfirmasikan ini secara resmi.

Terusan di Mesir, yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh kapal-kapal Israel untuk alasan intelijen, lintas laut pertama kalinya pada bulan Juni ketika sebuah kapal selam kelas Dolphin dilaporkan berlayar dari Mediterania ke Laut Merah untuk latihan militer.

Yediot Aharonot Israel melaporkan bahwa peristiwa ini terjadi awal bulan lalu, dikatakan "Mesir dan Israel ingin menunjukkan koordinasi mereka di muka Iran yang mengambangkan program nuklir."

Harian itu menuliskan kapal selam Dolphin melintas dengan iringan kapal perang AL Mesir, sebagai pesan kepada Iran.

Sebelumnya, kapal selam Israel berminggu minggu mengitari seluruh Afrika dan tiba di Laut Merah, menurut harian.

Tel Aviv, adalah pemilik tunggal nuklir arsenal di Timur Tengah, menuduh Iran berusaha membuat senjata nuklir dan menggambarkan bahwa rencana itu untuk menyerang Israel.

Iran menyangkal tuduhan dan mengatakan bahwa programnya di bawah Nuklir Non-proliferasi Treaty (NPT), dan merupakan negara anggota, Iran berhak untuk menjalankan program nuklir untuk tujuan sipil.

Selain itu, Badan Energi Atom Internasional yang telah melakukan pemeriksaan dengan jumlah terbesar dalam sejarah organisasi terhadap kegiatan nuklir Iran tidak menemukan bukti apapun sehingga dapat menuduh Teheran sedang menjalakan program senjata nuklir. [IslamTimes/R]

Rabu, 15 Juli 2009

Saudi Dalangi Aksi Peledakan dan Pembantaian Sipil di Irak


Suratkabar harian Wathan terbitan Amerika menurunkan sebuah artikel yang mengulas saling tuduh Irak dan saudi. Hubungan kedua negara itu makin memburuk seiring dengan terkuaknya tangan-tangan kotor wahabisme ekstrem di balik peledekan-peledakan di tempat-tempat umum di kawasan Syiah yang terus merenggut nyawa sipil.

Pemerintah Saudi menuduh Pemerintah Irak saat ini yang dipimpin Nouri Maliki sebagai sektarian. Sementara pemerintah Irak mempertanyakan Saudi yang sejak berdiri telahg menjadikan mazhab wahabi sebagai dan mazhab Sunni sebagai kekuatan mutlak bahkan yang sebagai satu-satunya diakui di Saudi, padahal jumlah penganut mazhab non Sunni dan non wahhabi (Syiah) terutama di kawasan kaya minyak di sebelah timur merupakan mayoiritas.

Di sisi lain, sejumlah pejabat Irak menuduh Saudi membiayai para teroris untuk menerbos perbatasan Irak dan melakukan aksi-aksi pembunuhan massal dan bahwa peledekan-peledakan itu diotaki dan dibiayai oleh orang-orang Saudi.

Yang menggelikan dan memilukan, aksi-aksi peledakan itu diputarbalik dan didengungkan sebagai aksi pembunuhan terhadap Muslim Sunni.

Pentagon Kirim Pasukan Baru ke Irak

Pentagon
Pentagon
Kantor berita AFP Selasa, 14/7/09 melaporkan, Departemen Pertahanan AS Pentagon, akan mengirim pasukan baru ke Irak dengan alasan melatih pasukan negara itu. Jurubicara Departemen Pertahanan AS, Bryan Whitman kemarin (Selasa,14/7) mengatakan, operasi militer bukan tugas utama pasukan baru ini, namun jika diperlukan mereka akan dilibatkan dalam operasi militer. Tandas Bryan kepada AFP.

Ditambahkannya, setelah musim panas 2010 maksimal 50 ribu pasukan akan dipertahankan di Irak dan pada 2011 seluruh pasukan AS harus meninggalkan negara tersebut.

September 2008, AS telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Irak yang mengatur mekanisme penarikan pasukan AS dari kawasan hingga tahun 2011.

Sejak awal Juli, pasukan Irak yang terdiri dari 500 ribu polisi dan sekitar 200-250 ribu tentara mengambil alih kendali kekuasaan dan keamanan kota-kota Irak setelah pasukan AS menarik diri.

Selasa, 14 Juli 2009

Iran Gantung 12 Teroris

Abdollah Rigi
Abdollah Rigi pemimpin teroris Jundullah
TV Nasional chanel 1 Iran Iran melaporkan, pemerintah akan mengeksekusi 12 anggota kelompok teroris. Para tersangka telah melakukan serangkaian pengeboman dan pembunuhan di Iran. Laporan Selasa (14/7) itu menyebut, eksekusi dilakukan di Kota Zahedan, sekitar 1.500 kilometer tenggara ibu kota Iran, Teheran.
Satu dari 12 terpidana itu adalah Abdulhamid Rigi, saudara Abdulmalik Rigi, pemimpin kelompok Jundallah. Ini adalah kelompok teroris yang disebut-sebut terkait dengan Al Qaeda dan mendapatkan bantuan dana dari CIA untuk mengacaukan dalam negeri Iran. Jaksa Mohammad Marzieh mengatakan, para terpidana terlibat pembunuhan puluhan warga sipil, polisi, dan pengeboman di Iran.

"Pengadilan Sistan Baluchestan telah memerintahkan eksekusi 12 anggota Jundullah atas tuduhan terorisme. Salah satu anggota kelompok telah dihukum lima tahun penjara di sebuah kota terpencil," ujar Kepala Departemen Kehakiman Sistan and Baluchestan Ebrahim Hamidi kepada kantor berita ISNA di Zahedan, yang dilansir Press TV, Minggu (12/7/2009).

Hamidi mengatakan, di antara tuntutan yang diajukan kepada para terdakwa adalah pembunuhan 22 orang dalam insiden Tasuki, pengadangan jalan di Chabahar, menculik sejumlah warga asing, dan melakukan perampokan bersenjata.

Abdolhamid Rigi, saudara pemimpin Jundullah Abdolmalek Rigi, adalah salah satu yang akan dieksekusi. Kepada Press TV dia mengaku, semenjak 2003 para anggota Jundullah telah mengotaki 50 hingga 60 operasi terorisme, termasuk pembunuhan massal, penyanderaan, pemboman, perampasan, pencurian kendaraan, dan aksi sabotase terhadap warga sipil dan pemerintah lainnya.

"Saya berada di bawah perntah yang keras untuk ambil bagian dalam misi-misi tersebut," kata dia, sembari mengaku bahwa dirinya telah membunuh sedikitnya empat warga sipil tak berdosa dengan tangannya sendiri dalam sebuah serangan.

Sebelumnya Abdolhamid pernah mengatakan bahwa kelompoknya telah dilatih dan didanai oleh Amerika Serikat dan Zionis Yahudi.

Pasukan keamanan Pakistan menahan Abdolhamid tahun lalu dan mengekstradisinya ke Iran. Dia juga mengatakan bahwa agen mata-mata asing turut mendukung Jundullah.

Rabu, 08 Juli 2009

Sayyid Ali Khamenei :"Jangan salah memperlakukan kawan layaknya lawan."

Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut kebutuhan paling penting bagi dunia Islam khususnya bangsa Iran saat ini adalah persatuan dan kewaspadaan dalam menghadapi tipu daya musuh yang berusaha menebar perpecahan. Hal itu dikatakan beliau dalam pidatonya di depan ribuan orang di Huseiniyah Imam Khomeini (ra) Tehran hari ini (6/7) pada acara peringatan milad Imam Ali bin Abi Thalib (as).

Menyinggung peran Islam dan Revolusi Islam dalam mempersatukan bangsa Iran, beliau menyerukan agar persatuan yang tercipta ini dijaga dan dipertahankan. Lebih lanjut beliau mengulas soal pemilu presiden periode kesepuluh di Iran yang terselenggara secara meriah tanggal 12 Juni lalu dan diikuti oleh 85 persen rakyat pemegang hak pilih. "Partisipasi luas masyarakat ini membuktikan bahwa revolusi Islam yang kini telah berusia 30 tahun mampu memobilisasi rakyat. Karena itu, musuh pun bergerak untuk menebar fitnah perpecahan di tengah rakyat. Sedikit banyak mereka meraih sukses, tetapi bangsa Iran harus mematahkan tipu daya ini," tegas beliau.
Rahbar
Rahbar
Rahbar menjelaskan bahwa pemerintahan Republik Islam memliki aturan dan kebijakan yang jelas, dan persaingan antar kandidat presiden adalah kompetisi dalam sebuah keluarga. Beliau menambahkan, "Terkadang persaingan seperti ini menimbulkan emosi, tapi yang jelas, semua itu tak ada kaitannya dengan dunia luar."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan Barat dan pihak asing untuk tidak campur tangan dalam urusan internal Iran. Menurut beliau pemilihan umum presiden tanggal 12 Juni di Iran adalah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Partisipasi hampir 40 juta warga dalam pemilu adalah anugerah Ilahi yang patut disyukuri. Untuk mensyukurinya bangsa ini harus menjaga persatuan, kasih sayang antar sesama, mempertahankan semangat, dan melanjutkan gerak laju revolusi serta tak salah dalam menentukan kawan dan lawan.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa intervensi musuh ditujukan untuk menciptakan perpecahan di tengah bangsa ini. Beliau mengatakan, "Sejumlah pemimpin dan pejabat tinggi di sejumlah negara Barat termasuk Presiden, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri secara jelas dan transparan melakukan intervensi dalam urusan internal Iran yang tak ada sangkut pautnya dengan mereka. Anehnya, mereka tetap mengaku tidak campur tangan, padahal mereka secara jelas memprovokasi para pengacau dan menyebut bangsa Iran sebagai bangsa perusuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan kembali bahwa para pengacau keamanan pasca pemilu hanya berjumlah segelintir orang yang menerima uluran dana dari pihak Barat untuk menjalankan misi tertentu sebagai imbalannya. Beliau menegaskan, "Wajar jika ada sekelompok orang yang terpukul dan sedih ketika kandidat yang dijagokannya tak memenangi pemilu. Tapi ini bukan berarti kerusuhan. Sebab, pemilu menentukan mayoritas dan minoritas dalam sebuah negara yang memiliki aturan. Karena itu tak benar jika lantas media-media Amerika dan Eropa yang notabene dikuasai orang-orang Zionis menyebut rakyat Iran sebagai perusuh. Ini jelas pelecehan terhadap bangsa Iran."

Rahbar dengan keras memperingatkan para pemimpin Barat dan mengatakan, "Mereka harus berhati-hati dalam berucap dan bersikap. Sebab rakyat Iran pasti akan mereaksi setiap ucapan dan sikap mereka."

"Kita", kata beliau, "akan memperhitungkan seluruh pernyataan dan sikap intervensi negara-negara Barat, dan pasti, untuk ke depan penilaian kita akan berdampak negatif pada hubungan Republik Islam Iran dengan mereka."

Menyebut bangsa Iran sebagai bangsa yang kuat dan pemerintahan Islam sebagai pemerintahan yang berakar kokoh, beliau menandaskan, "Mungkin saja ada perselisihan di antara para petinggi Republik Islam Iran, namun dalam menghadapi musuh dan demi mempertahankan kemerdekaan negara mereka pasti bersatu. Musuh harus sadar bahwa tak mungkin mereka bisa memecah belah bangsa Iran."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Para penguasa di negara-negara arogan hendaknya sadar bahwa bangsa ini akan segera menanggalkan segala perselisihan di antara mereka jika harus berhadapan dengan musuh yang sama. Mereka akan bersama-sama melayangkan pukulan telak ke arah musuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan resistensi bangsa Iran selama 30 tahun usia revolusi Islam dalam menghadapi tipu daya dan makar musuh-musuhnya. Kepada para pemimpin di Dunia Barat beliau mengatakan, "Jangan sangka dengan membela satu kelompok politik atau memuji salah satu nama lantas kalian akan memperoleh pembelaan dan dukungannya. Tidak. Sebab, bangsa Iran telah mengenal kebohongan kalian. Bangsa ini sadar bahwa kalian berambisi menebar sikap buruk sangka antara rakyat dan elit negara. Kalian ingin rakyat ini menjauh dari pemerintahan Islam."

Keruntuhan pemerintahan Islam di Iran, disebut oleh beliau, sebagai impian kosong pihak arogansi dunia. "Pemerintahan Islam yang independen dan resisten ini tak mungkin tunduk di hadapan arogansi mereka," tegas beliau. Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Aksi mendukung kelompok tertentu dan menolak kelompok lain yang dilakukan oleh Barat tak lebih dari sekedar penipuan. Sebab bagi mereka, siapapun di negeri ini yang mengakui pemerintahan Islam, meyakini undang-undang dasar dan mendukung penuh cita-cita luhur bangsa Iran adalah musuh bagi mereka."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Pemerintahan Islam ini telah mendulang pengalaman sepanjang tiga puluh tahun dengan kegigihan dan resistensinya. Pukulan telak yang disarangkan bangsa Iran ke muka sejumlah negara Barat ternyata belum menyadarkan mereka. Mereka tetap rakus terhadap negeri dan bangsa ini. Mereka salah dan harus siap membayar kesalahan dengan mahal."

Menyinggung adanya orang bayaran asing di dalam negeri yang ikut menyuarakan propaganda destruktif dan permusuhan terhadap Republik Islam, beliau mengatakan, "Pihak-pihak seperti ini sudah ada sejak dulu. Tetapi hendaknya mereka tahu bahwa bagi musuh kita yang bak serigala buas, mereka hanya akan dimanfaatkan selagi memberi keuntungan dan setelah itu mereka akan dicampakkan."

Rahbar mengingatkan semua kalangan untuk selalu waspada dan mengenal lawan dan kawan dengan benar. Beliau mengungkapkan, "Antek-antek asing di dalam negeri memberikan sinyal-sinyal yang salah kepada musuh, dan musuh kita pun tertipu dengan sinyal-sinyal tersebut. Namun demikian, rakyat dan kalangan elit bangsa ini dari seluruh kubu politik hendaknya waspada jangan sampai salah dalam menentukan mana lawan dan mana kawan. Jangan salah memperlakukan kawan layaknya lawan."

Selasa, 07 Juli 2009

Ahmadinejad Menang Besar!


MAN-menang2

Pada hari sabtu 3 Mei 2003, sesuai surat keputusan rapat reguler no 247 dan rapat kedua anggota Dewan Kota Tehran periode II, yang beranggotakan: Hassan Bayadi, Mehdi Chamran (ketua) Khosrow Daneshjou), Habib Kashani, Rasoul Khadem, Manzar Khayyer Habibollahi, Mahmoud Khosravi Vafa, Mahnoush Motamedi Azar, Hamzeh Shakib, Nader Shariatmadari, Abbas Sheibani , Nasrin Soltankhah, Amirreza Vaezi Ashtiani, Masoud Zaribafan, Hossein Ziari secara aklamasi memilih seorang pemuda dari strata sosial rendah.

cewek-pro mosavi-(bukan artis lho)

Tak seorangpun menduga bahwa pemuda mantan prajurit sukarela perang (basij) itu suatu saat akan menjadi presiden paling terkenal di dunia seperti saat ini.

Naiknya lelaki non mulla ini ke panggung politik negeri Mulla dan kemenangannya yang dramatis atas dua kandidat Mulla yang memiliki jam terbang dalam kancah politik, Hashemi Rafsanjani dan Mehdi Karrubi, menandai sebuah babak baru dalam konstelasi politik lokal, regional dan internasional.

tante2 pro mosavi

Namanya tiba-tiba mendunia karena ia mengganti sikap politik luar negeri Khatami, pendahulunya, yang lunak dan dengan sikap politik yang tegas, terutama seputar isu pengayaan uranium (nuklir) dan eksistensi Isarel.

Pernyataan-pernyataannya yang sangat berani menjadi ‘berkah’ bagi media masa internasional, mulai dari usulan pembentukan Israel di Eropa sampai Piala Dunia di Jerman. Kedatangan lelaki ramah berpenampilan sangat sederhana (bahkan mendekati kesan ‘lusuh’) ini ke Indonesia dalam rangka kunjungan bilateral dan kehadiran dalam KTT D8 ini mendapat peliputan dari seluruh media masa dalam skala yang luar biasa.

pemilih mosavi

Suka atau tidak, doktor dalam bidang transporatsi ini telah ditahbiskan sebagai ikon dan simbol perlawanan terhadap arogansi Barat dan kapitalisme. “Pembuat Berita” ini telah menjadi bintang di istana negara, di UI dan UIN Syarif Hidayatullah, karena pernyataan-pernyataan tegas yang dikeluarkan dengan mimik yang santai dan penuh percaya diri, telah menyihir para mahasiswa dan membuat para mahsiswi histeris. “Be our president”, “Iran on our Heart”, dan semacamnya adalah ungkapan-ungkapan yang membisingkan upacara penyambutan Sang Mardomyar.

Meski menguasai bahasa Inggris (dan tidak bisa berbahasa Arab karena memang bukan Mulla), ia lebih mengutamakan bahasa ibunya, Parsi saat meberikan orasi ilmiah dalam stadium general. “Bila nuklir buruk, mengapa orang lain diperbolehkan menggunakannya? Bila nuklir baik, mengapa orang lain tidak diperbolehkan menggunakannya?” adalah contoh serangkaian proposisi sederhana yang sangat logis yang selalu memancing tepuk tangan riuh. Di balik tubuhnya yang mungil (di bawah standar rata-rata postur lelaki Iran pada umumnya), dan wajahnya yang bernuasa ‘buruh’ (udik) itu, terpampang struktur penalaran yang minimalis dan sederhana. “Aku adalah bukti sebuah demokrasi,” ujarnya menyindir demokrasi Amerika yang hanya mempunyai dua kandidat dari dua partai.

Ia telah menjadi model ‘pemimpin alternatif’ di era ketika hampir seluruh negara di dunia menjadi negara bagian Amerika. Sosoknya yang sangat populis yang berpadu dengan relijiusitas yang tergambar di guratan dahinya telah memenuhi rasa kangen generasi muda di dunia Islam akan seorang yang benar-benar ‘pelayan’. “Amerika bagaikan air mancur yang pasti jatuh,” katanya disambut tepuk tangan di hadapan para ulama dan politisi Indonesia di PB NU beberapa waktu lalu. Dialah MAN (Mahmoud Ahmadi Nejad).

Pada periode kedua, MAN menjadi capres untuk periode kedua tanpa tim sukses dalam sebuah pemilu dengan jumlah partisipasi terbesar sepanjang sejarah Iran pasca Revolusi. MAN secara dramatis memperoleh 62 persen suara (24 juta suara) dari total suara pemilih. MAN mengalahkan tiga kandidat yang merupakan tokoh-tokoh penting pada masa-masa awal Revolusi, Karrubi (mantan Ketua Parlemen), Mir Hosein Mosavi (mantan Perdana Menteri) dan Mohsen Rezai (mantan Panglima Garda Revolusi).

Ironis! Mereka, yang umumnya tampan dan cantik memilih orang bertampang “ndeso” sebagai presiden karena ketulusan, kesederhanaan, nasionalisme dan keberanian, bukan karena tubuhnya gagah dan tampan.

Dua organisasi perlawanan Palestina yaitu Hamas dan Jihad Islam dan Ikhwanul-Muslimin di Mesir telah mengucapkan selamat atas terpilihnya Ahmadinejad sebagai presiden dalam periode kedua seraya berharap Iran terus memperjuangkan hak rakyat Palestina dalam menghadapi Zionisme dan Imperialisme.

Kemenangan Ahmadinejad yang dianggap kanan, mungkin bisa dianggap sebagai balasan atas kemeangan Netanhayu dan Liberman yang secara terbuka menganut garis kanan keras). Rakyat Iran meninggalkan bangsa Arab di belakang untuk sendirian menghadapi Israel dan Amerika.

Hanya Rezai yang legawa dan menghimbau para pendukungnya untuk menerima hasil pilpres seraya menganggap kemenangan MAN sebagai pilihan rakyat Iran semua.

ran’s Interior Ministry has provided Press TV with the detailed list of votes cast in each province in the country’s 10th presidential election held on Friday, June 12.

Ardabil Province

Total votes: 642,005
Mahmoud Ahmadinejad: 325,911
Mehdi Karroubi: 2,319
Mohsen Rezaei: 6, 578
Mir-Hossein Moussavi: 302,825
Spoiled ballots: 4,372

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Ardabil with 140,582 to 137,220, Pilehsavar with 13,186 to 12,310, Pars-Abad with 48,521 to 31,453 and Garmi with 24,192 to 20,020.

Bushehr Province

Total votes: 493,989
Mahmoud Ahmadinejad: 299,357
Mehdi Karroubi: 3,563
Mohsen Rezaei: 7,607
Mir-Hossein Moussavi: 177,268
Spoiled ballots: 6,193

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the city of Ganaveh with 24,885 to 23,995.

Chaharmahal Bakhtiari Province

Total votes: 495,446
Mahmoud Ahmadinejad: 359,578
Mehdi Karroubi: 4,127
Mohsen Rezaei: 22,689
Mir-Hossein Moussavi: 106,099
Spoiled ballots: 2,953

East-Azerbaijan

Total votes: 2,010,340
Mahmoud Ahmadinejad: 1,131,111
Mehdi Karroubi: 7,246
Mohsen Rezaei: 16,920
Mir-Hossein Moussavi: 837,858
Spoiled ballots: 17,205

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the city of Shabestar with 39,182 to 37,099.

Fars Province

Total votes: 2,523,300
Mahmoud Ahmadinejad: 1,758,026
Mehdi Karroubi: 16,277
Mohsen Rezaei: 23,871
Mir-Hossein Moussavi: 706,764
Spoiled ballots: 18,359

Gilan Province

Total votes: 1,483,258
Mahmoud Ahmadinejad: 998,573
Mehdi Karroubi: 7,183
Mohsen Rezaei: 12,022
Mir-Hossein Moussavi: 453,806
Spoiled ballots: 11,674

Golestan Province

Total votes: 869,453
Mahmoud Ahmadinejad: 515,211
Mehdi Karroubi: 10,097
Mohsen Rezaei: 5,987
Mir-Hossein Moussavi: 325,806
Spoiled ballots: 14,266

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Aqqala with 25,144 to 23,303, Bandar Torkaman with 36,794 to 18,577, Kalaleh with 28,740 to 23,894 and Maraveh Tappeh with 14,865 to 5,943.

Hamadan Province

Total votes: 1,019,169
Mahmoud Ahmadinejad: 765,723
Mehdi Karroubi: 12,032
Mohsen Rezaei: 13,117
Mir-Hossein Moussavi: 218,481
Spoiled ballots: 9,816

Hormozgan Province

Total votes: 843,024
Mahmoud Ahmadinejad: 482,990
Mehdi Karroubi: 5,126
Mohsen Rezaei: 7,237
Mir-Hossein Moussavi: 241,988
Spoiled ballots: 5,683

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of
Bastak with 21,607 to 8,407, Parsian with 11,882 to 6,752, Khamir with 14,943 to 8,263 and Qeshm with 27,884 to 23,020.

Ilam Province

Total votes: 312,667
Mahmoud Ahmadinejad: 199,654
Mehdi Karroubi: 7,471
Mohsen Rezaei: 5,221
Mir-Hossein Moussavi: 96,826
Spoiled ballots: 3,495

Isfahan Province

Total votes: 2,637,482
Mahmoud Ahmadinejad: 1,799,255
Mehdi Karroubi: 14,579
Mohsen Rezaei: 51,788
Mir-Hossein Moussavi: 746,697
Spoiled ballots: 25,162

Kerman Province

Total votes: 1,505,814
Mahmoud Ahmadinejad: 1,160,446
Mehdi Karroubi: 4,977
Mohsen Rezaei: 12,016
Mir-Hossein Moussavi: 318,250
Spoiled ballots: 10,125

Kermanshah Province

Total votes: 983,422
Mahmoud Ahmadinejad: 573,568
Mehdi Karroubi: 10,798
Mohsen Rezaei: 11,258
Mir-Hossein Moussavi: 374,188
Spoiled ballots: 13610

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Paveh with 12,114 to 8,841, Javanroud with 11,888 to 10,775, Dalaho with 15,104 to 8,384 and Ravansar with 10,662 to 8,544.

Khorasan Razavi Province

Total votes: 3,181,990
Mahmoud Ahmadinejad: 2,214,801
Mehdi Karroubi: 13,561
Mohsen Rezaei: 44,809
Mir-Hossein Moussavi: 884,570
Spoiled ballots: 24,240

In the city of Khaf, Moussavi won over Ahmadinejad with 30,835 votes over 28,493.

Khuzestan Province

Total votes: 2,038,845
Mahmoud Ahmadinejad: 1,303,129
Mehdi Karroubi: 15,934
Mohsen Rezaei: 139,124
Mir-Hossein Moussavi: 552,636
Spoiled ballots: 28,022

Kohkilouye & Boyerahmad

Total votes: 368,707
Mahmoud Ahmadinejad: 253,962
Mehdi Karroubi: 4,274
Mohsen Rezaei: 8,542
Mir-Hossein Moussavi: 98,937
Spoiled ballots: 2,311

Kurdistan Province

Total votes: 610,757
Mahmoud Ahmadinejad: 315,689
Mehdi Karroubi: 13,862
Mohsen Rezaei: 7,140
Mir-Hossein Moussavi: 261,772
Spoiled ballots: 12,293

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Baneh with 23,745 to 16,552, Saqqez with 49,519 to 24,523 and Marivan with 29,902 to 20,404.

Markazi Province

Total votes: 785,961
Mahmoud Ahmadinejad: 572,988
Mehdi Karroubi: 4,675
Mohsen Rezaei: 10,057
Mir-Hossein Moussavi: 190,349
Spoiled ballots: 7,889

Mazandaran Province

Total votes: 1,919838
Mahmoud Ahmadinejad: 1,289,257
Mehdi Karroubi: 10,050
Mohsen Rezaei: 19,587
Mir-Hossein Moussavi: 585,373
Spoiled ballots: 15,571

North Khorasan Province

Total votes: 464,001
Mahmoud Ahmadinejad: 341,104
Mehdi Karroubi: 2,478
Mohsen Rezaei: 4,129
Mir-Hossein Moussavi: 113,218
Spoiled ballots: 3,072

Qazvin Province

Total votes: 692,355
Mahmoud Ahmadinejad: 498,061
Mehdi Karroubi: 2,690
Mohsen Rezaei: 7,978
Mir-Hossein Moussavi: 177,542
Spoiled ballots: 6,084

Qom Province

Total votes: 599,040
Mahmoud Ahmadinejad: 422,457
Mehdi Karroubi: 2,314
Mohsen Rezaei: 16,297
Mir-Hossein Moussavi: 148,467
Spoiled ballots: 9,505

Semnan Province

Total votes: 383,308
Mahmoud Ahmadinejad: 295,177
Mehdi Karroubi: 2,147
Mohsen Rezaei: 4,440
Mir-Hossein Moussavi: 77,754
Spoiled ballots: 3,790

Sistan-Baluchistan Province

Total votes: 982,920
Mahmoud Ahmadinejad: 450,269
Mehdi Karroubi: 12,504
Mohsen Rezaei: 6,616
Mir-Hossein Moussavi: 507,946
Spoiled ballots: 5,585

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Iranshahr with 50,971 to 33,802, Chabahar with 62,564 to 21,185, Khash with 47,762 to 9,945, Zaboli with 14,869 to 5,897, Zahedan with 140,118 to 120,978, Saravan with 47,620 to 13,258, Sibsouran with 18,314 to 7,456, Konarak with 18,467 to 9,089 and Nikshahr with 47,661 to 25909.

South Khorasan Province

Total votes: 383,157
Mahmoud Ahmadinejad: 285,983
Mehdi Karroubi: 928
Mohsen Rezaei: 3,962
Mir-Hossein Moussavi: 90,363
Spoiled ballots: 1,920

Tehran Province

Total votes: 7,521,540
Mahmoud Ahmadinejad: 3,819,945
Mehdi Karroubi: 67,334
Mohsen Rezaei: 147,487
Mir-Hossein Moussavi: 3,371,523
Spoiled ballots: 115,701

In the cities of Tehran and Shemiranat, Moussavi beat Ahmadinejad with 2,166,245 votes to 1,809,855 and 200,931 to 102,433 votes respectively.

West-Azerbaijan Province

Total votes: 1,334,356
Mahmoud Ahmadinejad: 623,946
Mehdi Karroubi: 21,609
Mohsen Rezaei: 12,199
Mir-Hossein Moussavi: 656,508
Spoiled ballots: 20,094

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Oshnavieh with 12,690 to 8,967, Bukan with 35,833 to 16,481, Piranshahr with 24,486 to 11,270, Sardasht with 18,654 to 16,737, Salmas with 47,276 to 43,652, Showt with 13,872 to 11,130, Mako with 28,451 to 13,884; Mahabad with 38,579 to 19,999, Miandoab with 55,739 to 55,575 and Naghadeh with 32,415 to 26,419.

Yazd Province

Total votes: 609,856
Mahmoud Ahmadinejad: 337,178
Mehdi Karroubi: 2,565
Mohsen Rezaei: 8,406
Mir-Hossein Moussavi: 255,799
Spoiled ballots: 5,908

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of
Ardakan with 23,675 to 19,389, Sadooq with 11,399 to 10,755 and Yazd with 148,090 to 133,792.

Zanjan Province

Total votes: 585,721
Mahmoud Ahmadinejad: 444,480
Mehdi Karroubi: 2,223
Mohsen Rezaei: 7,276
Mir-Hossein Moussavi: 126,561
Spoiled ballots: 5,181

PKH/TE/HGH

Minggu, 05 Juli 2009

Rafsanjani Tepis Rumor “Perebutan Kekuasaan”


Ketua Dewan Penentu Kemaslahatan Iran, Ayatullah Hashemi Rafsanjani, menepis rumor yang terus disemburkan media-media Barat tentang adanya perebutan kekuasaan di Iran.

Sebagaimana dilaporkan televisi Alalam, Rafsanjani, yang juga Ketua Dewan Ahli, dalam pernyataannya menegaskan bahwa semua proses yang berhubungan dengan pipres masih berada dalam koridor sistem Pemerintahan Islam yang ditegakkan oleh Imam Khomeini.

Meski terasa agak terlambat, pernyataan Rafsanjani sangatlah penting karena Barat, terutama Amerika Serikat, mengharapkan adanya kekacauan politik dalam negeri Iran yang dapat melemahkan posisi tawar Tehran dalam pergaulan regional dan internasional, terutama dalam negosiasi program nuklir dan hubungan dengan Hamas dan Hezbollah serta Irak.

Pernyataan Rafsanjani diharapkan mampu mengurangi ketegangan yang terus membayangi situasi politik dalam negeri Iran menjelang pelantikan Ahmadinejad sebagai presiden untuk periode kedua.

Sementara itu, Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, yang sempat mengkritik prilaku emosional para capres, menemui Ahmadinejad di kantor kepresidenan dan mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pilpres lalu.

Arab Saudi Izinkan Pesawat Tempur Israel Lintasi Udaranya


Suratkabar Al-Quds Al-Arabi terbitan London membongkar sebuah konspirasi baru antara AS-Israel dan sejumlah negara Arab di Teluk dan Afrika Utara. Berita ini dikonfirmasi oleh Sunday Times.

Suratkabar itu mengungkapkan adanya kesepakatan antara para pemimpin negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Amerika tentang penggunaan udaranya untuk pesawat-pesawat tempur Israel dan Amerika saat akan melakukan penyerangan terhadap Iran.

Selain itu, suratkabar itu, sebagaimana dikutip Aljazeera, mengungkapkan kesepakatan sejumlah negara Arab di Teluk dan Maghribi untuk menerima tekanan Amerika untuk membuka kantor kerjasama perdagangan Israel di ibukota-ibukota mereka.

Namun, Pemerintah Israel masih ragu-ragu menanggapi sikap pro aktif rezim-rezim Arab sekutu As tersebut.

Ketua Dewan Garda : Penggerak Kekacauan, Pembangkang Konstitusi


Ayatollah Jannati

Ketua Dewan Garda Republik Islam Iran, Ayatullah Ahmad Jannati, yang bertindak sebagai imam dan khatib shalat Jumat di halaman kampus Universitas Tehran, menganggap para pelaku kerusuhan yang mendukung Mir Hosein Mousavi sebagai pembangkang yang telah keluar dari koridor sistem Pemerintah Islam.

Di hadapan ratusan ribu jamaah, Ahmad Jannati, menyesalkan dan mempertanyakan sikap, pernyataan-pernyataan mereka yang mengelu-elukan diri sebagai reformis, karena sama sekali tidak menunjukkan sikap dewasa, berdada simpit dan tidak memahami logika konsitusi.

“Apa yang mesti dikatakan tentang orang-orang yang menolak menerima kenyataan demikian dengan cara menciptakan kekacauan yang merugikan bangsa dan negara? Mereka hanya layak dianggap sebagai pembangkang,” tandasnya,

Ahmad Jannati mengecam para politisi pecundang itu sebagai orang-orang yang lebih mengutamakan anarkisme ketimbang menempuh prosedur konsitutsional untuk menyatakan keberatan terhadap hasil pemilihan persiden.

Ditegaskannnya, partisipasi luas warga telah menggembirakan sahabat Iran dan membuat musuh mereka putus asa. Ayatullah Jannati menilai penjelasan Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei sebelum pemilu sebagai pendorong antusiasme warga untuk mengikuti pemilu.

Pada bagian lain khotbahnya, ia mengajak seluruh warga untuk menjaga persatuan dalam menghadapi konspirasi musuh-musuh Revolusi Islam. Ia juga mengutip ucapan Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini r.a bahwa setiap perusak persatuan masyaraka adalah pengkhianat sistem Republik Islam.

Di bagian akhir khutbahnya, Ayatullah Jannati mengutuk kekuatan-kekuatan arogan dunia karena mendukung kelompok munafikin MKO untuk menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di tengah masyarakat.(alalam, irib)

Saudi Arabia Sepakat Lucuti Senjata Hizbullah

Obama and Abdullah
Obama dan Abdullah
Kantor berita Farsnews merilis dari situs berita Haaretz Israel, Arab Saudi dan AS sepakat untuk melucuti senjata Hizbullah Lebanon. Demikian rilis situs berita Farsnews hari ini.

Selain usaha menekan pelucutan senjata Hizbullah, kedua negara juga dikabarkan sepakat menekan Suriah. Farsnews yang menukil dari koran Haareztz dalam rilis beritanya menulis, kedua negara akan menekan Suriah mengenai garis perbatasan kawasan Shaaba untuk realisasi tujuan tersebut.
Koran Haaretz lebih lanjut menulis, tekanan terhadap Suriah adalah langkah awal melucuti senjata Hizbullah. Ditambahkannya, tuntutan ini digulirkan di bawah atmosfir perbaikan hubungan antara Suriah dan AS. Tekakan Arab Saudi terhadap Suriah bertujuan menekan Damaskus agar mencabut dukungannya terhadap Hizbullah.

Kesepakatan untuk menekan Hizbullah itu dikemukakan sebelum berlangsung pemilu legislatif Lebanon kemaren. Kesepakatan itu dihadiri oleh Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Timur Tengah, Jeffrey Feltman dan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem. Namun, Muallem menentang rencana tersebut.

Ahmadinejad Tantang Obama

Ahmadinejad
Ahmadinejad: Tantang Obama debat
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah pertemuan kemaren sore, Sabtu, 04/07/09/ kembali menantang Presiden AS, Barack Obama untuk debat terbuka di depan PBB dan disaksikan langsung oleh seluruh bangsa-bangsa dunia. Lapor kantor berita IRNA dalam rilis situsnya.
Presiden Ahmadinejad, kemarin sore 04/07/09 di Tehran dalam pertemuannya dengan para rektor unversitas kedokteran Iran, menekankan berlanjutnya langkah diplomasi Iran yang kuat di era baru dan menyatakan, "Republik Islam Iran akan memulai era baru dengan diplomasi yang makin kuat dan bahkan sepuluh kali lipat lebih kuat dari dari sebelumnya".

Ahmadinejad juga menegaskan pentingnya menjaga persahabatan dengan dunia dan menilainya sebagai hal yang diperlukan untuk membangun Iran, "Tentu saja, kita harus berusaha mengubah hubungan dunia ke arah keadilan". Ditambahkannya, "Sepanjang tiga puluh tahun terakhir, hubungan Iran dengan dunia menghasilkan beberapa peristiwa besar yang menguntungkan bangsa Iran dan sedikitnya empat monopoli dunia hancur dan sebuah perimbangan yang sangat penting telah berubah". Tegas presiden Iran yang baru saja terpilih tersebut.

Menurut Ahmadinejad, saat ini ada empat monopoli yang hancur. Dalam kaca mata Ahmadinejad, kehancuran monopoli empat hal itu meliputi, monopoli politik, monopoli sains dan teknologi, monopoli teori tata negara dan pemerintahan, dan monopoli kekuatan militer.

Dikatakannya, sebab-sebab keempat monopoli itu hancur lantaran munculnya Revolusi Islam Iran dan sebagai hasil dari cara Iran berhubungan dengan dunia.

Associated Press: Eropa akan Merugi

Ayatulah Jannati
Ayatullah Jannati
Sekjen Dewan Garda Konstitusi Republik Islam Iran, Ayatullah Ahmad Jannati kemarin (Jumat,3/7) dalam khutbah Jumatnya di Tehran, mengatakan, beberapa staf lokal Kedubes Inggris di Tehran akan diadili karena telah menyulut kekerasan pasca pemilihan presiden.
Menyinggung skenario musuh untuk menciptakan kekacauan dan menghancurkan sistem pemerintahan Iran, Ayatullah Jannati menuturkan, musim panas tahun lalu, situs resmi Departemen Luar Negeri Inggris telah mengumumkan kemungkinan terjadinya kekacauan dalam pemilu presiden Iran ke-10 dan meminta warganya untuk menghindari keramaian pada hari pelaksanaan pemilu.

Mereaksi pernyataan Ayatullah Jannati, Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband dalam statemennya menyatakan, Inggris menuntut pemerintah Iran segera mengklarifikasi soal masalah tersebut. Reaksi tergesa-gesa Uni Eropa juga mendapat publikasi luas media-media Barat. Majalah Times memposisikan anggota Uni Eropa secara berlawanan arah saat mereka membahas mekanisme kebijakan organisasi ini terkait Iran.

Kantor Berita Associated Press juga menulis, "Jika Uni Eropa mengambil langkah tergesa-gesa seperti menarik dutanya dari Iran, mereka akan kehilangan peluang dialog dengan Tehran."

Jumat, 03 Juli 2009

Tangan tak Terlihat Amerika di Iran

Mampus amerika
Mampus Amerika
.....Antara 2005-2009, Kongres AS mengalokasikan lebih daripada $ 400 juta untuk program-program Deplu AS yang dirancang untuk "mempromosikan demokrasi", atau dengan kata lain menerapkan kebijakan soft power terhadap Iran. Ini dilaksanakan, sebagian, dengan mendanai kegiatan-kegiatan kelompok-kelompok pembelot Iran. Pada 2008, Kongres mengalokasikan anggaran yang secara khusus "diperuntukkan bagi pemrograman perangkat lunak guna mengembangkan program-program yang merusak internet firewall pemerintah Iran," dan sebuah program "untuk menyediakan perangkat-perangkat anti-sensor dan layanan untuk kebebasan informasi di dalam suatu masyarakat yang tertutup".
Pada 24 Mei 2007, Brian Ross, koresponden investigatif ABC News mengungkapkan sebuah laporan tentang elemen soft power yang dimanfaatkan oleh CIA dan diotorisasi oleh Bush. "Baik mantan maupun pejabat intelijen yang masih bertugas mengatakan kepada ABC News bahwa CIA telah menerima persetujuan rahasia dari presiden untuk meningkatkan apa yang dikenal sebagai operasi tersembunyi untuk mendestabilisasi rezim Iran, dan hal itu kini sedang berlangsung," Ross melaporkan. Dia kemudian menambahkan, "Para pejabat itu menjelaskan rencana Iran sebagai "rencana yang tidak mematikan". Rencana itu melibatkan kampanye propaganda yang dikoordinasikan lembaga-lembaga penyiaran, penempatan artikel-artikel negatif di koran, dan manipulasi mata uang dan transaksi perbankan internasional Iran". Koresponden ABC mengatakan, "Propaganda adalah cara paling penting yang digunakan oleh CIA. "....

....Bagian dari program CIA, seperti dilaporkan oleh ABC News dan Daily Telegraph, adalah "mensuplai uang dan senjata kepada kelompok militan Jundullah, yang telah melakukan serangkaian serangan ke Iran dari basis mereka di Pakistan."....

.....Lebih jauh, sekitar dua ribu anggota milisi Mujahideen Khalq (MKO), sebuah kelompok kekerasan yang ingin menjatuhkan rezim Iran, telah diberikan tempat perlindungan di Irak oleh otoritas pendudukan AS, padahal kelompok ini ada dalam daftar organisasi teroris internasional milik Deplu AS sejak 1997. Laporan ini juga mengutip Mark Fitzpatrick, mantan pejabat senior Deplu, yang mengatakan bahwa sabotase industri merupakan pilihan strategi untuk menghentikan program nuklir Iran "tanpa tindakan militer, tanpa jejak pada operasinya."

Laporan The Telegraph juga menyatakan bahwa CIA telah diizinkan untuk mensuplai "alat komunikasi yang memungkinkan kelompok oposisi di Iran untuk saling bekerja sama dan menghindari sensor internet" pemerintah. Penggunaan peralatan ini terlihat jelas dalam konflik terbaru antara pemerintah dan kubu oposisi di Iran.....

.... Pada 28 Juni 2009, pembawa acara CNN Fareed Zakaria mengajukan pertanyaan sangat jitu kepada Bob Baer, seorang bekas CIA yang bertugas selama 21 tahun veteran dalam operasi di Timur Tengah. Dia bertanya, "Benarkah kita memang melakukan itu [mencoba mendestabilisasi Iran]? Benarkah kita mendanai berbagai kelompok di dalam dan di luar Iran yang mencoba menggulingkan pemerintah?" Baer jawab, "Ya sangat benar," kemudian menambahkan, "Ada satu program rahasia terhadap Iran yang sedang dijalankan militer AS; sebuah tindakan rahasia terhadap Iran dari Irak dan Afghanistan. "....

....Menurut Saeed Behbahani, pengkritik keras rezim Iran, dan pendiri Mihan TV di luar Washington DC, pemerintah AS bertukar pesan dengan tim kampanye Mir Hossein Mousavi pada awal Juni (2009). Dia menyatakan bahwa, pada waktu itu, seorang pengusaha Iran-Amerika yang dekat dengan Menlu Clinton, bertemu dengan manajer kampanye Mousavi, Mehdi Khazali, di Dubai......

....... sebuah studi oleh website, www.chartingstocks.net, menyimpulkan bahwa selama tiga hari setelah pemilihan, mayoritas Tweets (lebih dari 30.000) telah dimanipulasi melalui segelintir account; semua dibuat dalam satu hari setelah pemilu. Sangat menarik untuk dicatat bahwa hanya 0,6 persen dari Tweeter account yang digunakan oleh orang Iran (dibandingkan dengan 44 persen oleh orang Amerika).

Baru-baru ini dalam wawancara dengan BBC pada 19 Juni (2009), mantan menlu Henry Kissinger, seorang ikon kebijakan politik luar negeri AS, mengekspos keterlibatan Washington dalam urusan Iran.

Kissinger berkata, "Jika ternyata tidak mungkin ada suatu pemerintahan di Iran yang dapat menangani dirinya sendiri daripada menjadi sebuah perkara, maka kami (AS) mempunyai situasi yang berbeda." Terjemahannya: jika kandidat pilihan kami tidak muncul sebagai pemenang, setelah kami menggunakan semua soft power kami... Kissinger meneruskan, "Maka kami dapat menyimpulkan bahwa kami harus bekerja untuk mengganti rezim di Iran dari luar," terjemahannya: maka Amerika Serikat (atau mungkin Israel) mungkin harus memakai hard power, yang berarti serangan militer.

Dia kemudian menambahkan, "Tetapi saya memahami benar Presiden (Obama), dia tidak ingin hal ini terlihat sebagai sebuah intervensi dalam krisis saat ini." Terjemahan: Apa pun yang Presiden Obama lakukan di Iran, ia ingin memastikan bahwa tangan Washington tetap tak terlihat. Esam Al Amin

Selasa, 30 Juni 2009

Obama, CIA, Ahmadinejad (Paul Joseph Watson)

sumber http://dinasulaeman.wordpress.com/

Catatan:

Artikel ini saya sarikan dari tulisan Paul Joseph Watson “Obama Claims CIA Involvement In Iran “Patently False”. Dan ini merupakan posting terakhir saya di blog ini terkait pilpres Iran 2009. I’m going back to my daily routine. Tulisan ini dan tulisan2 sebelumnya di blog ini sudah lebih dari cukup untuk menjawab berbagai tuduhan seputar Iran. Saya bukan sedang membela Iran karena Iran tak butuh pembelaan siapapun, apalagi dari orang kayak saya. Tapi, saya hanya sekedar ingin membantu memberikan jawaban kepada orang-orang yang punya pertanyaan dalam hati mereka…

Obama, CIA, Ahmadinejad (Paul Joseph Watson)

President Barack Obama akhirnya menanggapi berbagai analisis dan tulisan yang menyebutkan bahwa CIA ada di belakang kekisruhan politik yang terjadi di Iran pasca-pemilu. Menurut Obama, tuduhan itu “sangat salah”.

Padahal, bukti-bukti menunjukkan bahwa justru keterlibatan CIA dalam menciptakan ketidakstabilan di Iran atas persetujuan pemerintah AS dan programnya sudah dimulai sejak dua tahun yll. Pada bulan May 2007, President George W. Bush telah menyetujui CIA untuk melakukan operasi hitam dengan tujuan menumbangkan rezim di Iran. Langkah yang dilakukan adalah: dengan propaganda dan penyebaran informasi sesat, dan dengan membiayai Jundullah, salah satu kaki-tangan Al-Qaeda yang pernah diketuai otak 9/11 Khalid Sheikh Mohammed. Kelompok ini merupakan tertuduh pelaku sejumlah pengeboman di Iran yang bertujuan mendestabilisasi pemerintahan Ahmadinejad.

Selain itu, organisasi terroris Mujahedeen-e Khalq, yang dulu pernah dikendalikan oleh intelijen Irak di bawah Saddam Hussein saat ini bekerja khusus untuk CIA dan melakukan berbagai pengeboman di Iran. Sejumlah besar anggota Mujahedeen-e Khalq ditahan oleh pemerintah Iran, menyusul berbagai kerusuhan pasca pemilu. CIA juga dilaporkan telah mendistribusikan 400 juta dollars di dalam Iran untuk memunculkan revolusi.

Program CIA yang disetujui Bush ini juga meliputi pendanaan kelompok-kelompok oposisi dan menyediakan perlengkapan komunikasi yang mampu membuat para demonstran bisa tetap berkomunikasi meskipun ada sensor pemerintah. Twitter dan web-web jaringan social telah memainkan peranan kunci dalam hal ini. Pemerintah AS bahkan meminta Twitter.com untuk menunda proses maintenance yang telah dijadwalkan, supaya orang Iran bisa tetap memanfaatkan Twitter untuk melaporkan situasi kerusuhan.

CIA dan Mossad telah menciptakan feed palsu Twitter dan membanjiri rakyat Iran dengan SMS yang mendorong mereka untuk terlibat dalam kerusuhan. Menurut Thierry Meyssan, sblm penghitungan selesai, SMS gelap sudah tersebarluas, isinya “Mousavi dinyatakan Menang oleh KPU”. Langkah ini dilakukan untuk mempersiapkan publik agar mau terima tuduhan kecurangan yang dilemparkan Mousavi jika ia kalah. Meyssan juga menulis bahwa CIA dan Mossad menggunakan Twitter untuk menyebarkan laporan palsu tentang pertempuran bersenjata dan kematian, yang tidak pernah dikonfimasi, untuk membangkitkan amarah rakyat Iran karena mengira teman-teman sebangsa mereka sedang diperlakukan brutal oleh pemerintah.

Fakta lain juga menujukkan bahwa account Twitter yang digunakan untuk mengirim pesan-pesan selama protests adalah account yang baru saja dibuat dan sebelum aksi protes dimulai, account itu tidak pernah dipakai untuk mengirim pesan. (Artinya, account itu memang sengaja dibuat untuk mengacau situasi di Iran—Dina)

Dua tokoh neokonservatif yang punya kaitan erat dengan kalangan militer AS, seperti John Bolton dan Henry Kissinger selama bertahun-tahun yang lalu telah menyerukan CIA untuk mendanai sebuah “Revolusi Berwarna” di Iran untuk mengubah rezim di sana.

Dan sejarah juga mencatat, CIA sebelumnya pada 1953 pernah mendalangi sebuah kudeta di Iran, yang menggulingkan Perdana Menteri yang terpilih secara demokratis, Mohammed Mossadegh, melalui “Operasi Ajax”. Skenario yang dilakukan pada saat itu adalah dengan aksi-aksi pengeboman dan pembunuhan, lalu pemerintah Mossadegh dituduh sebagai pelaku semua tragedi berdarah itu. Selama masa “Operasi Ajax”, CIA juga menyuap pejabat pemerintahan Iran, bisnismen, dan reporter, serta membayar orang-orang Iran untuk turun ke jalan berdemo menentang Mossadegh.

Penutup (oleh Dina)

Dalam pidatonya di Kairo, Obama mengakui peran AS dalam “mengkudeta sebuah pemerintahan yang terpilih secara demokratis”. Mossadegh memang akhirnya tumbang, dan naiklah Syah Reza Pahlevi sebagai Raja Iran. Konsesi-konsesi atas ladang minyak dan gas di Iran yang sangat kaya (yang tadinya oleh Mossadegh dinasionalisasi) akhirnya kembali ke perusahaan-perusahaan AS. Tahun 1979, Syah Pahlevi ditumbangkan oleh aksi-aksi demonstrasi rakyat di bawah pimpinan Imam Khomeini.

Dan kini, tahun 2009, CIA ingin mengulangi skenario yang serupa. Namun rupanya Iran sudah berubah. Rezim Mullah ternyata tak sama denganRezim Mossadegh. Setelah melalui dua pekan gelombang kerusuhan (dan menggunakan simbol warna hijau, meniru-niru “Revolusi Berwarna” di beberapa negara Balkan yang didanai oleh AS), Rezim Mullah tetap bertahan. Dan situasi kini kembali seperti apa yang memang sudah terjadi selama 30 tahun terakhir: anjing mengonggong kafilah berlalu.

foto-foto exclusive pemilu iran

gambar-gambar berikut....

Aksi pendukung Musavi, mereka anak2 muda; kereng2, bapaknya kaya dan sedikit

Aksi pendukung Ahmadi Nejad, mereka mahasiswa, pelajar agama, nda
kerenji tapi banyak
Tante-tante pendukung Musavi

Nenek-nenek pendukung Ahmadi Nejad

AS dan Israel prihatin dengan hasil pemilu Iran karena Ahmadi Nejad yang menang, kalau Musavi, mungkin mereka akan berbicara lain.... Wallahu 'alam bishshawwab

Iran di Mata Seorang Wartawan Indonesia

Sumber : http://dinasulaeman.wordpress.com/2009/06/26/iran-di-mata-seorang-wartawan-indonesia/


Di sebuah milis, saya berdebat dengan seorang wartawan. Sebut saja namanya Mr X. Perdebatan ini saya rasa menarik juga ditaruh di blog ini karena meski Mr.X seorang wartawan, argumennya sangat sederhana, dan sangat mungkin banyak orang punya pertanyaan yang sama dgn Mr.X.

Mr.X:
“Tapi sayangnya Ahmadinejad dan aparat keamanan Iran mengotori
hasil pemilu dengan pembunuhan dan pemberangusan hak2 sipil. Hanya kurang dari seminggu sejak demonstrasi dan ketidakmpuasan sebagian rakyat Iran meletus, sudah 17 (sumber lain menyebut 19) rakyat pemrotes terbunuh di jalanan kota Tehran. Kalau masalahnya hanya sengketa pemilu dan pemerintah Iran yakin benar tidak ada kecurangan atau politicking, kenapa harus membunuhi rakyatnya sendiri dan membungkam media?? Jumlah yang ditangkap, ditahan, disiksa mencapai ratusan orang lebih, banyak dari pada jumlah wartawan asing yang konon 400-an.”

Saya menjawabnya kalimat per kalimat sbb (dan sengaja menggunakan sumber2 Barat sendiri, supaya lebih bisa dipercaya oleh sebagian kalangan yg memang western-minded):

1> Mr X:
Tapi sayangnya Ahmadinejad dan aparat keamanan Iran mengotori
hasil pemilu dengan pembunuhan dan pemberangusan hak2 sipil.

Dina:
Pembunuhan di Tehran dilakukan oleh “unidentified gunman” (media2 Barat pun memakai kata ini).. lalu kenapa tiba2 Anda menuduh mereka itu orgnya Ahmadinejad? Wartawan macam apa Anda?

2> Mr X:
Hanya kurang dari seminggu sejak demonstrasi dan ketidakmpuasan sebagian rakyat Iran meletus, sudah 17 (sumber lain menyebut 19) rakyat pemrotes terbunuh di jalanan kota Tehran.

Dina:
17 atau 19 yang tewas itu, Anda tau siapa saja mereka? 8 org di antaranya anggota Basij (tentara sukarela), 2 org syahid di mesjid Lulagar, beberapa ibu dan anak di TK Awa-y Baran (mesjid dan TK itu dibakar para peserta demo dukung Musavi). Apa ini salah Ahmadinejad juga? Kalau Anda jawab ya, I have nothing more to say… Gaya Anda persis seperti gaya NY Times (apa itu..baca aja sendiri di sini )

3>Mr X:
Kalau masalahnya hanya sengketa pemilu dan pemerintah Iran yakin benar tidak ada kecurangan atau politicking, kenapa harus membunuhi rakyatnya sendiri dan membungkam media??

Dina:
Anda tu wartawan, baca nggak sih, kronologi kejadiannya? Kalau wartawan gak tau kronologi suatu peristiwa, lalu nulis, bisa kebayang seperti apa kualitasnya.

Saya ulangi lagi ya, kronologinya begini:
Dua jam setelah hasil pemilu kedua (tiap satu jam ada update hasil pemilu… nah, setelah update ke dua kalinya), Mousavi langsung gelar konferensi pers, menyatakan ada kecurangan, dirinya menang 54%, dan menyerukan esok hari pendukungnya turun ke jalan.

Kata James Corbett, Mir-Houssein Mousavi declares victory hours before the polls close, insuring that any result to the contrary will be called into question. (Ngerti English kan?) Kata Thierry Meyssan, sblm penghitungan selesai, SMS gelap sudah tersebarluas, isinya “Mousavi dinyatakan Menang oleh KPU”. Langkah ini dilakukan utk mempersiapkan publik agar mau terima tuduhan kecurangan yg dilemparkan Mousavi jika ia kalah. Bahkan, tulis Meyssan: However, three days earlier, M. Mousavi and his friends were considering a massive victory of M. Ahmadinejad as certain and were trying to explain it by unbalanced campaigns. (terjemahin sendiri dweh)

FYI, ini link-nya:
Tulisan Meyssan
Tulisan James Corbett

4>Mr X:
Jumlah yang ditangkap, ditahan, disiksa mencapai ratusan
orang lebih, banyak dari pada jumlah wartawan asing yang konon 400-an.

Dina:
-Ditangkap dan ditahan ratusan orang, ya. Itupun terjadi setelah sepekan pendemo merusak kota, sudah dibaik-baikin malah tambah beringas (kalau Anda menonton Al Alam—ngerti bahasa Arab kan?—Anda bisa lihat gambar/video betapa beringasnya para demonstran pro Mousavi dan betapa mazlumnya polisi Iran)
-Disiksa? Dari mana Anda dapatkan faktanya? Another lie!
-Anda pakai ‘konon’, artinya, sama sekali tak valid
-Pernyataan resmi dari pemerintah Iran: hanya BBC, CNN, Reuters, dan Al Arabiya yg diusir, dan sampai saat ini 170 wartawan asing masih bertugas di Iran. Anda mau pake argumen: pemerintah Iran bohong? Klise!

Saya akhiri dengan mengutip kata2 Paul Craig Roberts:

“President Obama called on the Iranian government to allow protesters to control the streets in Tehran. Would Obama or any US president allow protesters to control the streets in Washington , D.C. ? “

Sebagai penutup, ini deskripsi dari seorang bernama MK dalam menilai gaya media Barat dalam meliput Iran:

(1) bila kerja jurnalistikmu dilarang, berdustalah;
(2) bila ga ada sumber, bikin sumber2 sendiri;
(3) bila sumbernya bicara sesuatu yg tak kau sukai, pakai yg kau sukai
dan buang selebihnya;
(4) pakailah sumber apa saja (youtube, twitter, sms gelap,
surat kaleng) untuk membuat berita (baca: gosip2 murahan);
(5) diktatorkan pihak2 selain pihak yg kau bela, sehingga kau punya legitimasi moral untuk tak melakukan cover all sides bahkan berhak mendemonisasi mereka habis2an;
(6) bila dusta2 lama pelan2 terkuak, ciptakan sebanyak mungkin dusta2 baru biar publik lupa dengan yg lama2 dan tak benar2 tuntas memverifikasi/memfalsifikasi;
(7) bila ada korban2 demonisasi yg membela diri, babat dengan tuduhan bahwa mereka terlalu paranoid, konspiratoris dan sebagainya.

Mudah2an wartawan dan media2 di Indonesia tidak mau jadi perpanjangan mulut Barat (dalam kasus apapun, tidak hanya tentang Iran), dan mau memberitakan segala sesuatu secara adil, bernurani, dan jujur.

Tantang Barat, Ahmadinejad Kembali Suarakan Revolusi Islam

Rabu, 01 July 2009 Sample ImagePresiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyatakan bahwa para musuh Revolusi Islam merancang konspirasi terselubung dan terbuka untuk melakukan penggulingan lembut, namun mereka gagal mencapai ambisi. Sebagaimana dilaporkan IRIB, Ahmadinejad dalam pertemuan perdana dengan para personel Departemen Intelejen setelah kemenangannya dalam pemilu presiden kesepuluh, mengapresiasi upaya departemen ini dalam mengantisipasi, mengidentifikasi dan menghadapi para anasir konspirator dalam negeri yang berhubungan dengan pihak-pihak asing.

Seraya menyinggung bahwa pemilu presiden Iran kesepuluh pada dasarnya merupakan sejenis referendum pada Republik Islam Iran, Ahmadinejad mengatakan, "Bangsa Iran telah menang dalam menempuh jalan ini." Dalam kesempatan tersebut, Presiden terpilih Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad meyinggung tujuan-tujuan musuh Revolusi Islam, dan mengatakan, "Musuh bertujuan melemahkan kekuatan bangsa Iran atau pemilu negara ini yang dihadiri oleh 85 persen rakyat negara ini. Namun jika gerakan positif dan gelombang demokrasi yang tampak pada bangsa Iran, berada di tengah konstelasi politik dunia, maka hal itu akan membahayakan kepentingan negara-negara arogan."

Lebih lanjut Ahmadinejad menyebut esensi Revolusi Islam Iran sebagai pendobrak monopoli dua kutub dunia, adidaya militer di konstelasi politik, monopoli sains dan teknologi dan monopoli teori manajemen dunia. Dikatakannya pula, "Kami menghendaki perubahan dalam berinteraksi dengan dunia. Untuk itu, kami harus menggunakan kapasitas dunia guna menghancurkan kekuatan arogan."

Dalam kesempatan tersebut, Ahmadinejad menyebut perubahan serta pembangunan Iran dan dunia sebagai dua hal yang saling berkaitan. Dikatakannya, "Dari satu sisi, Revolusi Islam Iran menciptakan perubahan dasar dalam memenej pemikiran, budaya dan norma, sedangkan dari sisi lain, revolusi Islam juga melakukan perubahan mendasar dalam konstelasi dunia."

Amerika Tarik Pasukannya dari Irak, Rakyat Irak Pesta Pora

Tentara Amerika
Kejamnya tentara Amerika
Tentara Amerika Serikat secara resmi tidak lagi mengendalikan keamanan kota-kota di Irak, termasuk Bagdad, mulai Selasa (30/6) pukul 00.01 dini hari. Warga Bagdad merayakan perginya tentara Amerika dengan pesta kembang api.

"Penarikan tentara Amerika sudah selesai sekarang dari seluruh kota-kota setelah semua yang mereka korbankan demi keamanan," kata Sadiq al-Rikabi, seorang penasehat Perdana Menteri Nouri al-Maliki. "Sekarang kita merayakan pemulihan kedaulatan."
Perginya tentara Amerika dari Bagdad--dan tentara Irak bertanggung jawab penuh atas keamanan kota--dirayakan dengan pesta. Ribuan orang datang sebuah alun-alun merayakan dan mendengarkan lagu-lagu patriotik.

Pengeras suara di kantor polisi serta pos penjagaan tentara juga memutar lagu-lagu patriotis sepanjang hari. Mobil militer Irak pun dihias dengan kembang dan bendera saat berpatroli di Bagdad.

"Kita semua--Syiah, Sunni, atau Kurdi--senang pada hari ini," kata salah satu warga, Waleed al-Bahadili, yang ikut merayakan di taman. "Amerika terlalu merusak dan menghina."

Perdana Menteri al-Maliki pun menyatakan 30 Juni sebagai Hari Kedaulatan Nasional.

Kudeta di Honduras: Kudeta pertama Obama

Zelaya Manuel
Manuel Zelaya: Presiden Honduras
(Minggu, 28 Juni 2009), waktu Caracas, Presiden Honduras Manuel Zelaya berbicara langsung di Telesur dari San Jose, Kosta Rika. Dia telah memverifikasi sejumlah tentara memasuki kediamannya di pagi hari, menembakkan senjata dan mengancam untuk membunuh dia beserta keluarganya jika ia melawan kudeta tersebut. Dia dipaksa pergi bersama beberapa prajurit yang membawa dia ke bandara udara menerbangkan dia Kosta Rika. Dia telah meminta Pemerintah AS membuat pernyataan publik yang mengecam kudeta ini, jika tidak, ini akan menunjukkan keterlibatan mereka].
...Ini merupakan pagi yang menyesakkan, terutama bagi jutaan rakyat Honduras yang tengah mempersiapkan diri mereka untuk melaksanakan hak suci memberikan suara pada hari ini (Minggu, 28 Juni 2009) untuk pertama kalinya dalam sebuah referendum konsultatif mengenai masa depan pembentukan sebuah majelis konstitusi untuk mereformasi konstitusi. Diduga objek utama kontroversi pada hari ini adalah referendum itu sendiri, yang sejatinya tidak mengikat tetapi hanya sebuah jajak pendapat untuk menentukan apakah mayoritas warga Honduras menginginkan adanya suatu proses untuk mengubah konstitusi mereka.

Inisiatif seperti itu belum pernah terjadi di negara Amerika Tengah ini. Honduras memiliki sebuah konstitusi yang sangat terbatas, yang hanya memungkinkan partisipasi minimal dari masyarakat Honduras dalam proses politik. Konstitusi yang sekarang, yang ditulis pada 1982, era perang kotor pemerintah Reagan di Amerika Tengah, dirancang untuk memastikan orang-orang yang berkuasa, baik secara ekonomi maupun politik, akan tetap berkuasa dengan sedikit peran dari rakyat. Zelaya, dipilih pada November 2005 di atas platform Partai Liberal Honduras, telah mengusulkan agar jajak pendapat dilakukan untuk menentukan apakah mayoritas warga sepakat bahwa reformasi konstitusi diperlukan. Dia didukung oleh mayoritas serikat buruh dan gerakan sosial di negeri itu....[referendum ini ditentang oleh kekuatan konservatif dan nasionalis Honduras, termasuk kekuatan angkatan bersenjata di dalamnya--red.]

....Presiden Bolivia Evo Morales dan Venezuela Hugo Chávez telah membuat pernyataan publik pada hari Minggu pagi yang mengecam kudeta di Honduras dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk bereaksi dan memastikan demokrasi dipulihkan serta presiden konstitusional dikembalikan ke posisinya. Terakhir pada Rabu 24 Juni, sebuah pertemuan luar biasa negara-negara anggota Bolivarian Alternative for Americas (ALBA), dimana Honduras adalah anggotanya, dilangsungkan di Venezuela untuk menyambut Ekuador, Antigua & Barbados, serta St Vincent sebagai anggota-anggotanya. Selama pertemuan, yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Honduras, Patricia Rodas, sebuah pernyataan dibacakan mendukung Presiden Zelaya dan mengecam setiap upaya untuk mengganggu mandatnya dan proses demokrasi di Honduras....

....Honduras adalah negara yang menjadi korban kediktatoran dan intervensi besar-besaran AS selama berabad-abad, termasuk beberapa invasi militer. Intervensi terakhir pemerintah AS di Honduras terjadi selama 1980-an, ketika pemerintahan Reagain mendanai pasukan-pasukan dan milisi-milisi pembunuh untuk mengeliminasi setiap potensi "ancaman komunis di Amerika Tengah". Pada saat itu, John Negroponte menjabat sebagai dubes AS di Honduras dan bertanggung jawab atas pendanaan dan pelatihan secara langsung pasukan pembunuh Honduras yang bertanggung jawab terhadap hilangnya dan terbunuh ribuan orang di seluruh negeri....

....Asisten Menlu AS, Phillip J. Crowley, menolak untuk memperjelas posisi pemerintah AS tentang adanya potensi kudeta terhadap Presiden Zelaya, dan malah mengeluarkan pernyataan yang lebih bermakna dukungan Washington untuk pihak oposisi....Juru bicara pemerintah AS menyatakan sebagai berikut, "Kami sangat prihatin dengan kebuntuan dalam dialog politik di antara politisi Honduras berkaitan dengan jajak pendapat yang diusulkan pada 28 Juni tentang reformasi konstitusional. Kami menghimbau semua pihak untuk mencari resolusi konsensus demokratis terhadap kebuntuan politik yang sesuai dengan konstitusi dan undang-undang Honduras yang konsisten dengan prinsip-prinsip Piagam Inter-American Democratic."

...sumber utama pendanaan di Honduras adalah USAID, yang menyediakan lebih dari US$ 50 juta per tahunnya untuk program "promosi demokrasi", yang pada umumnya mendukung LSM-LSM dan parpol-parpol yang disukai AS, seperti yang terjadi di Venezuela, Bolivia, dan negara-negara lain di kawasan. Pentagon juga mengelola pangkalan militer di Honduras di Soto Cano, yang dilengkapi dengan sekitar 500 pasukan dan sejumlah pesawat tempur serta helikopter.

Menlu Rodas menyatakan bahwa dia telah berulang kali mencoba melakukan kontak dengan Dubes AS di Honduras, Hugo Llorens, yang belum merespon setiap panggilannya sampai sekarang. Modus operandinya jelas menunjukkan keterlibatan Washington. Baik militer Honduras, yang mayoritas dilatih oleh pasukan AS, maupun elit politik dan ekonomi, tidak akan bertindak menggulingkan seorang presiden yang terpilih secara demokratis tanpa dukungan dari pemerintah AS. Presiden Zelaya akhir-akhir ini terus diserang oleh kekuatan-kekuatan konservatif Honduras karena hubungan yang berkembang dengan negara-negara ALBA, dan terutama Venezuela serta Presiden Chavez. Banyak yang percaya tindakan ini telah dijalankan sebagai metode untuk memastikan bahwa Honduras tidak terus bersatu dengan negara-negara sosialis di Amerika Latin.

Ahmadinejad Menangkan Pemilu dengan Bersih

Ahmadinejad
Ahmadinejad: Menang pemilu dengan bersih
Dewan Garda melalui Ayatullah Ahmad Jannati hari Selasa, 29/06/009 mengirim surat kepada Mentri Dalam Negri Iran mengenai hasil pemilu Iran yang dimenangkan oleh DR. Mahmoud Ahmadinejad. Surat keterangan Dewan Garda itu ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri Iran, Sadeq Mahsouli. Setelah penghitungan ulang sepuluh persen dari seluruh total suara, Dewan Garda menyatakan keabsahan pemilu setelah hasil keseluruhan dan final pemilu presiden kesepuluh digelar pada hari Jumat, tanggal 12 Juni 2009. Demikian Stasiun Chanel 1 Iran melaporkan sebagaimana dinukil oleh Farnews hari ini. Proses pelaksanaa pemilu di Iran diatur dalam Undang-Undang Dasar RII pasal 80 tentang pemilu Iran.

Batas waktu seminggu dan tambahan waktu lima hari Dewan Garda diberikan kepada tiga kandidat untuk mengadukan hasil pemilu jika terdapat kecurangan, sebagaimana dugaan Mousavi, Karroubi dan Rezai dalam surat mereka ke Dewan Garda.

Namun batas perpanjangan waktu lima hari itu tidak dimanfaatkan oleh mereka bahkan kedua kandidat menolak hadir panggilan Dewan Garda.Tidak hanya itu, kedua kandidat yang kalah menolak wewenang Dewan Garda dan menyatakan akan membentuk tim sendiri. Mohsen Rezai sebelumnya menarik tuntuntunya. Dengan demikian Dewan Garda memutuskan keabsahan hasil pemilu kesepuluh berdasarkan UUD RII pasal 79.

Dewan Garda dalam suratnya yang ditujukan pada Menteri Dalam Negeri Iran menyatakan tidak ditemukannya masalah yang berrati seperti pelanggaran dan kecurangan. Walaupun terdapat pelanggaran kecil yang seringkali terjadi di pemilu-pemilu, tapi itu bukan masalah yang serius. Demikian IRIBNews melaporkan.

Akhir surat tersebut, Dewan Garda juga mengucapkan banyak terimaksih kepada masyarakat Iran atas pertisipasi luar biasa masyarakat dalam pemilu kali ini. Lebih dari itu, Dewan ini juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan pemilu seperti Departemen Dalam Negeri, tim peninjau dan media serta para kandidat yang ikut memeriahkan pelaksanaan pemilu.

Sayyid Ali Khamenei: Dengan Persatuan, Musuh Tak Akan Bisa Menggangu

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Ketua Mahkamah Agung dan para pejabat tinggi lembaga peradilan Republik Islam Iran menyebut penegakan keadilan sebagai misi utama lembaga yudikatif. Menurut beliau, keadilan akan terwujud hanya dengan pelaksanaan hukum. Menyinggung kondisi di Iran saat ini, beliau mengatakan, "Masalah yang ada bisa diselesaikan dengan kembali kepada hukum. Semua pihak dari kalangan elit, aktivis dan kubu-kubu politik dari kedua belah pihak hendaknya menghindari segala bentuk aksi dan tindakan provokatif yang mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa."
Pada pertemuan yang berlangsung Ahad (28/6) pagi dan dihadiri pula oleh keluarga para syuhada peristiwa 7 Tir 1360 HS (28 Juni 1881) itu, Rahbar menyampaikan penghormatan kepada para syuhada yang gugur pada peristiwa peledakan gedung Partai Republik Islam (Jomhouri-e Islami), terlebih syahid Ayatollah Dr Mohammad Huseini Beheshti. Beliau mengatakan, "Peristiwa itu sangat besar karena korban yang jatuh adalah orang-orang penting, pejabat tinggi, menteri, anggota parlemen dan tokoh politik. Mereka gugur di jalan perjuangan mewujudkan cita-cita suci revolusi dan pemerintahan Islam."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengungkapkan bahwa aksi teror 7 Tir dimaksudkan untuk merongrong revolusi dengan membantai tokoh-tokoh penting pemerintahan Islam. Beliau menambahkan, "Tidak seperti yang dibayangkan oleh musuh, teror-teror seperti ini tidak pernah bisa melumpuhkan revolusi Islam, bahkan sebaliknya, semakin memperkokoh pondasinya, yaitu hubungan rakyat dengan pemerintahan Islam."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan sosok figur Syahid Ayatollah Beheshti yang memiliki andil besar dalam revolusi Islam dan memainkan peran kunci dalam membangun lembaga peradilan negara. Beliau mengatakan, "Dalam tiga puluh tahun terakhir, di lembaga peradilan negara banyak pekerjaan layak puji yang telah dilaksanakan. Kemajuan banyak tercapai khususnya pada sepuluh tahun belakangan ini, dengan tampilnya sosok ulama besar sekaliber Ayatollah Shahroudi di pucuk pimpinan lembaga peradilan. Tentunya, kerja keras beliau dan para pejabat di lembaga ini patut dihargai."

Seraya mengingatkan bahwa tugas utama lembaga peradilan adalah untuk menegakkan keadilan, Rahbar menegaskan, "Tolok ukur keadilan adalah pelaksanaan undang-undang. Jika undang-undang menjadi tolok ukur perbuatan di tengah masyarakat, maka keadilan akan terwujud."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa menegakkan keadilan adalah pekerjaan yang sangat sulit dan memerlukan berbagai sarana dan prasarana. Beliau menandaskan, "Selain sarana dan infrastruktur, untuk menegakkan keadilan diperlukan tawakkal kepada Allah dan tekad yang kuat. Semangat seperti ini harus terus ditingkatkan di lembaga peradilan Iran."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan adanya banyak kendala dalam menegakkan keadilan. Beliau mengatakan, "Bagian paling sulit dalam upaya menegakkan keadilan adalah saat menghadapi orang-orang kuat dan pihak arogan. Saat seperti itulah dituntut resistensi dan hanya Allah dan misi menegakkan hukum yang harus diperhatikan."

Di bagian lain pernyataannya, Rahbar mengulas perkembangan yang terjadi di Iran akhir-akhir ini seraya menegaskan bahwa masalah yang ada bisa diselesaikan lewat jalur hukum. Beliau menambahkan, "Dalam kasus seperti ini, jangan sampai ada tindakan yang memancing emosi masyarakat khususnya generasi muda. Jangan ada provokasi yang dapat membuat mereka saling berhadapan. Sebab, rakyat Iran dengan beragam pandangan dan pendapatnya adalah bangsa yang satu, yang memiliki hubungan baik dengan sistem pemerintahan."

Partisipasi luas masyarakat dalam pemilu baru-baru ini beliau sebut sebagai bukti kepercayaan besar rakyat kepada sistem pemerintahan Islam di negara ini.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengingatkan bahwa aksi melawan hukum akan terasa lebih getir dibanding kegetiran yang dirasakan sebagian orang saat tunduk kepada hukum. Beliau mengatakan, "Berkat bantuan Allah, bangsa Iran menjadi bangsa yang mukmin, cerdas, dan selalu siaga di medan juang. Rakyat Iran tak punya masalah dengan pemerintahan. Para aktivis politik dan elit masyarakatlah yang harus berhati-hati dalam tutur kata dan perilaku mereka."

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut mengimbau para aktivis politik dari kedua kubu politik untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi pihak lain. Beliau mengingatkan, "Jika rakyat dan para elit politik bersatu, ketika itu bisikan dari setan-setan dunia tak akan berpengaruh."

Menyinggung intervensi para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa dalam urusan internal Iran, beliau mengatakan, "Dengan pernyataan bodoh mereka tentang Iran, para petinggi Barat berbicara seolah-olah mereka tak punya masalah dan masalah yang ada hanya di Iran. Mereka lupa bahwa ke tempat mana pun mata politik mereka memandang, bagi bangsa Iran tempat itu akan menjadi najis."

Rahbar menegaskan kembali bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang cerdas dan berpengalaman. "Sikap intervensif akan membuahkan hasil yang sebaliknya. Sebab rakyat Iran masih ingat bahwa di era delapan tahun perang pertahanan suci ketika rakyat ini menjadi korban kejahatan, rumah mereka dihancurkan dengan bom dan roket, bahkan bom-bom kimia ditembakkan ke arah mereka, negara-negara Barat tak hanya enggan bersimpati, tetapi malah membantu musuh rakyat Iran," imbuh beliau.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengingatkan kejahatan dan kebengisan yang dilakukan AS dan sejumlah negara Eropa terhadap rakyat Afganistan, Irak, Pakistan dan Palestina. Beliau mengatakan, "Simpati dan solidaritas kepada suatu bangsa tidak cocok untuk negara-negara itu. Karenanya, dapat dipahami apa tujuan di balik sikap mereka sekarang yang menunjukkan dukungan kepada bangsa Iran atau kelompok tertentu di dalam negeri ini. Rakyat Iran dapat membaca masalah ini."

Di akhir pembicaraan, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Jika persatuan dan kegigihan yang dimiliki bangsa Iran berkat revolusi Islam dipertahankan, apapun yang dilakukan musuh tidak akan pernah bisa melumpuhkan bangsa ini."

Di awal pertemuan yang digelar dalam rangka memperingati peristiwa 7 Tir, Ketua Mahkamah Agung Iran Ayatollah Mahmoud Hashemi Shahroudi menyebut partisipasi besar masyarakat dalam pemilu presiden belum lama ini sebagai prestasi gemilang yang terbukukan dalam sejarah demokrasi agama di Iran. Seraya menyampaikan ucapan selamat kepada Dr Mahmoud Ahmadinejad yang terpilih kembali sebagai Presiden Republik Islam Iran untuk periode empat tahun kedua dengan jumlah suara yang besar, Shahroudi menghaturkan penghargaan kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam atas pidato penting beliau pada khotbah Jum'at (19/6). Ayatollah Shahroudi lebih lanjut menyampaikan laporan kinerja lembaga yang dipimpinnya selama sepuluh tahun ini.

Seraya mengenang kembali para syuhada 7 Tir khususnya Ayatollah Beheshti, Shahroudi menyebutkan berbagai agenda dan program yang telah dibuat oleh lembaga yudikatif negara, termasuk diantaranya penyusunan kebijakan makro dan pengembangan lembaga peradilan, perbaikan proses penanganan kasus hukum, pembangunan infra struktur hukum, dan berbagai program lainnya

Rafsanjani Tunjukkan Kesetiaan, Gejolak Mereda

Hashemi Rafsanjani
Hashemi Rafsanjani
George Gallaway, anggota Parlemen Inggris, dalam wawancara dengan televisi Alalam mengatakan bahwa Inggris mengerahkan seluruh media untuk menciptakan destabilitas politik dalam Iran.

Sementara itu dilaporkan bahwa Pemerintah Iran menahan 8 warga Iran yang bekerja sebagai staf di kedutaan Inggris. Mereka diatngkap karena terbukti melakukan serangkaian provokasi demi mengacaukan pilpres dan menyebarkan isu-isu yang memojokkan sistem Republik Islam.

Tindakan ini diambil beberapa haris setelah pihak Deplu Iran mengusir dua dilpomat Inggris yang terbukti melakukan aktivitas di luar tugas diplomatiknya.

Situasi politik di Iran berangsur reda, terutama setelah Ayatullah Hashemi Rafsanjani, Ketua Dewan Pertimbangan Masalahat, mengeluarkan pernyataan yang berisikan kecaman terhadap Barat yang sengaja mencampuri urusan dalam negeri Iran. Pada bagian lain dari pernyataannya, Rafsanjani mengatakan bahwa instruksi Ayatullah Uzhma Ali Khamenei, selaku Pemimpin Tertinggi, terkait perlunya menggunakan jalur konstitusional untuk menyampaikan gugatan, merupakan kata pemutus yang mesti dipatuhi.

Ahmadinejad Benar-benar Curang!

Ahmadinejad
Ahmadinejad
Situs Farsnews hari ini, Senin [29/06/09], merilis laporan dari Dewan Garda yang telah melakukan penghitungan suara ulang surat suara pemilihan presiden. Berdasarkan penghitungan sementara di distrik Teheran, suara untuk Mahmoud Ahmadinejad dan kandidat lainnya tidak ada perubahan, bahkan suara Ahmadinejad bertambah. Penghitungan suara itu dihadiri oleh perwakilan Dewan Garda, Ketua KPU, perwakilan imam Jumat Teheran, Pewakilan Mahmud Ahmadinejad dan beberapa instansi terkait lainnya.
Dilaporkan kantor berita IRNA dan Farnews, Senin [29/6/2009], penghitungan ulang itu dilakukan dibeberapa tempat yang dianggap penuh kecurangan terhadap 10 persen dari total surat suara. Hasil dari perolehan suara capres Ahmadinejad, justru bertambah di salah satu distrik Teheran.

Selain di 22 distrik di Teheran, penghitungan juga dilakukan di sebelah barat provinsi Kurdistan dan kota Karaj, sebelah barat Teheran.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Dewan Garda hasil penghitungan ulang itu akan dirilis. Namun Dewan Garda memastikan akan mengumumkannya pada Senin malam ini.

Komisi pemilihan nasional Iran pada 13 Juni lalu mengumumkan Ahmadinejad meraih suara terbanyak dengan mengumpulkan 62 persen suara lebih. Sementara Mousavi hanya mendapat 34 persen suara.

Dewan Garda sebelumnya mengumumkan tidak ada kecurangan berarti dalam pilpres tahun ini sehingga tidak perlu adanya pemilihan ulang seperti yang dituntut dua capres yang kalah, Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi. Sementara itu, kandidat capres Mohsen Rezai menyatakan menarik diri dari tuntutannya.

Satu Trilyun untuk Meraih Kursi Presiden

Capres Indonesia
Capress Indonesia
Dua puluhan skuter berbaris rapi di halaman ruko di kawasan Cibubur, timur Jakarta, Sabtu pekan lalu. Semuanya berhiasan atribut gambar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anggota Penggemar Vespa Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Pro-SBY (GPS) itu memulai perjalanan keliling Jawa dalam rangka mempromosikan SBY sebagai calon presiden.
Keberangkatan mereka dilepas Ketua Umum GPS, Suratto Siswodihardjo, pengagum sekaligus tentangga dekat SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Tur para penggemar Vespa itu hanyalah satu dari sekian kegiatan yang dihelat GPS. Masih ada beberapa acara lain, misalnya pergelaran sendratari bertajuk Meniti Persatuan Nusantara, yang akan berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta, dan parade patung terbesar di Indonesia yang digelar Bali.

Rangkaian kegiatan GPS dalam rangka mengampanyekan SBY itu akan ditutup dengan doa bersama secara serentak di 33 provinsi dan 460 cabang GPS di seluruh Indonesia, 4 Juli mendatang. Meski begitu, Suratto menyebut GPS bukan tim kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) SBY-Boediono.

"Kami ini fans Pak SBY. Sama seperti orang yang ngefans pada klub sepak bola Manchester United atau Barcelona. Jadi, boleh kan kami ngefans pada SBY," tutur Suratto. Karena alasan itulah, GPS hanya menerbitkan atribut bergambar SBY, tanpa ada gambar Boediono.

Dana yang dikumpulkan untuk kegiatan GPS pun, kata Suratto, berasal dari donatur sukarela. Karena GPS bukan tim kampanye resmi SBY-Boediono, kelompok ini merasa tidak perlu melaporkan dananya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Lagi pula, sumbangan yang kami terima kebanyakan berupa barang atau paket kegiatan, bukan dalam bentuk uang," ujar Suratto.

Meski sukarela, bukan berarti seadanya. Di markas GPS yang terletak di kawasan Cibubur, timur Jakarta, tersedia logistik dalam jumlah besar. Ada 7.000 potong kaus, 10.000 pin, 1.000 rompi, 2.000 bendera, 1.000 topi, dan 200 mug. Jika harga barang-barang itu rata-rata Rp 20.000, maka dana yang disiapkan GPS sekitar Rp 400 juta.

Jumlah itu bukan nilai tetap, karena jika logistik GPS habis, banyak pihak yang siap menyumbang dalam jumlah tak kalah besar. Ditambah sumbangan dalam bentuk paket kegiatan, seperti pentas seni dan doa bersama. Mengalirnya sumbangan ke GPS itu, boleh jadi, karena figur Suratto yang selama ini dikenal dekat dengan SBY.

Pensiunan jenderal bintang satu TNI Angkatan Udara itu pada Pemilu 2004 tercatat sebagai Ketua Pemenangan Pemilu Partai Demokrat. Suratto-lah yang membangun kompleks Perumahan Puri Cikeas Indah, yang sebagian besar penghuninya mantan perwira tinggi TNI, salah satunya SBY. Selain Suratto, di GPS juga terdapat Jenderal (purnawirawan) Sutanto, matan Kapolri yang duduk sebagai Ketua Dewan Pembina GPS.

"Saat ini, Pak Tanto sudah tidak aktif di GPS. Tapi, saya kira, beliau masih mendukung SBY," kata Suratto, yang juga menjadi salah satu Komisaris PT Angkasa Pura II.

Aksi dukung-mendukung di luar tim kampanye resmi yang didaftarkan ke KPU juga dimiliki pasangan capres-cawapres lainnya. Di kubu Jusuf Kalla (JK)-Wiranto, misalnya, ada organisasi seperti Barisan Muda Profesional DKI Jakarta.

Barisan ini aktif sebagai pendukung JK di luar tim kampanye resmi. Kamis pekan lalu, mereka menyelenggarakan "Deklarasi dan Pengukuhan Tim Relawan Pelangi Pemenangan JK-Win" yang dihadiri JK. Selain itu, pasangan JK-Wiranto punya Institut Lembang Sembilan (L9) yang dipimpin Alwi Hamu, adik ipar JK. "Tim kami tidak mengoordinasikan dana, tetapi para relawan yang biasanya datang," kata Alwi Hamu kepada Birny Birdieni dari Gatra.

Tak cuma dana, bantuan seperti kaus, spanduk, poster, sampai air minum kemasan pun mengalir dari para relawan. Saat ini, JK memiliki tidak kurang dari 400 sayap relawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, JK juga mendapat dukungan dari sayap politik Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Sekretaris Jenderal DPP MKGR, Roem Kono, mengklaim bahwa sayap ini punya 3 juta anggota di seluruh Indonesia. "Kami buat sendiri kaus-kaus, spanduk, stiker, dan sebagainya. Sifatnya gotong royong sehingga tidak kami inspeksi berapa jumlahnya," kata Roem. Bantuan yang diberikan, selain uang, juga dalam bentuk barang dan atribut kampanye.

Di pasangan Megawati-Prabowo, muncul pula beberapa sayap pendukung, seperti Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI). Forum ini mengaku beranggotakan orang-orang lintas agama yang didominasi umat Hindu dan lintas etnis. Ahad lalu, mereka mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Mega-Prabowo lewat deklarasi bersama Forum Relawan Penyelamat Ibu Pertiwi di Hotel Sultan, Jakarta. Dalam deklarasi itu juga hadir sayap pendukung Mega-Prabowo lainnya yang menamakan diri Laskar Merah Putih.

Dalam deklarasi itu, yang hadir sebagai undangan utama adalah anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto. Ia hadir untuk memberikan pembekalan kepada anggota forum untuk membantu memenangkan pasangan Mega-Prabowo. Selain Hashim, seperti dilaporkan wartawan Gatra Sandika Prihatnala, acara itu pun dihadiri beberapa pengusaha yang ikut bergabung dalam FBTI, yang dikomandani A.S. Kobalen.

Bagi para kandidat, kehadiran para relawan itu jelas sangat membantu. Apalagi, dukungan logistiknya terus mengalir. Namun kehadiran mereka bisa menjadi masalah jika urusannya adalah soal akuntabilitas. Pasalnya, pihak berwenang seperti KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) kerepotan memonitor sumbangan yang masuk di luar jalur tim kampanye resmi.

Sedangkan modal awal para kandidat yang disampaikan ke KPU tak besar-besar amat. Pasangan SBY-Boediono memiliki dana Rp 20,75 milyar. Megawati-Prabowo punya saldo awal Rp 15,005 milyar. Sedangkan JK-Wiranto memiliki saldo awal Rp 10 milyar. Namun, dalam perkembangannya, arus kas masuk dan keluar sulit terdeteksi karena banyak sumbangan dari tim tidak resmi.

Tim kampanye JK-Wiranto mengaku, saat ini sumbangan resmi yang mereka terima mencapai Rp 125 milyar. Menurut juru bicara tim sukses JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, dana yang terkumpul dari para relawan itu cukup untuk melaksanakan agenda kampanye. Hitungannya, bila per kampanye terbuka membutuhkan dana Rp 100 juta dan dilaksanakan 500 kali, maka jumlah dana yang digunakan adalah Rp 50 millyar.

Yuddy mengakui, masih banyak bentuk bantuan lain yang belum bisa terinventarisasi dari para simpatisan. Yang jelas, kata dia, sumbangan macam begini cukup banyak. "Misalnya ada bantuan dari teman saya yang di Bandung, yang memberikan kaus 10.000 dan selebaran poster 30.000," kata Yuddy.

Dari kubu SBY-Boediono, meski tak melansir data resmi jumlah dana yang telah terkumpul, Wakil Ketua Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, memperkirakan bakal membutuhkan dana Rp 100 milyar. "Bentuknya bisa macam-macam," kata Mubarok kepada Sukmono Fajar Turido dari Gatra.

Untuk kampanye keliling Jawa, misalnya, ada seorang pengusaha yang membantu menyewakan tiga bus, termasuk satu bus Volvo tipe B12 M berkapasitas mesin 12.000 cc bagi SBY-Boediono. Dalam bus itu tersedia fasilitas lengkap, seperti kamar pribadi, ruang makan, dan toilet. Tiga bus itu, menurut Mubarok, disewa Rp 250 juta.

Untuk mendukung model kampanye indoor SBY-Boediono, semua atribut yang digunakan di gedung pertemuan dibuat hanya satu kali di Jakarta. Kemudian atribut-atribut itu dibawa berkeliling mengikuti jadwal kampanye. "Nggak mahal, sekitar Rp 250 juta. Anggaran paling besar justru untuk iklan media massa. Tapi saya nggak tahu persisnya," tutur Mubarok.

Adapun tim Megawati-Prabowo, menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto, saat ini telah mengumpulkan dana Rp 32 milyar. Selain itu, ada pula yang menyumbang kaus, spanduk, termasuk sumbangan bus dari Soemaryoto, fungsionari PDI Perjungan yang juga pemilik PO Gajah Mungkur. Ketika ditemui Gatra di markas Mega-Prabowo, Jalan Cik Di Tiro, Jakarta Pusat, Hasto menerima bantuan 5.000 spanduk untuk dikirim ke pelbagai daerah.

Hasto menyatakan, tim kampanye Mega-Prabowo tak mau perang logistik seperti kandidat lain. Untuk deklarasi di Bantar Gebang, Bekasi, misalnya, dana yang dikeluarkan cuma Rp 25 juta dari total biaya Rp 200 juta. Sisanya adalah sumbangan masyarakat. Lebih dari itu, Mega-Prabowo juga menyewa akuntan publik untuk melakukan audit dana kampanyenya.

Para kandidat boleh saja menyatakan bahwa dana yang dikeluarkan untuk kampanye tidak besar. Namun para pengamat politik tak percaya begitu saja. Direktur Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S. Bakry memperkirakan, untuk meraih kursi Presiden RI, dana yang dikeluarkan para kandidat mencapai Rp 1 trilyun. "Sampai putaran kedua, minimal segitu harus mereka sediakan," katanya.

Sedangkan Aksa Mahmud memprediksi, biaya para kandidat bisa mencapai Rp 1,5 trilyun. Sektor publikasi dan promosi akan menelan dana sekitar 50% dari bujet. Pada kampanye pemilu presiden 2004, menurut Aksa, yang saat itu menjadi Koordinator Bidang Publikasi dan Promosi Pasangan SBY-JK, biaya publikasi dan promosi yang dikeluarkan mencapai Rp 5 milyar, sebagian besar untuk iklan di televisi.

Kini biaya itu diprediksi meningkat pesat. Untuk belanja iklan, menurut Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara, hingga minggu ketiga Juni telah dihabiskan Rp 3 trilyun. "Hitungan kasar omset iklan yang mencapai Rp 3 trilyun merupakan penerimaan media elektronik, seperti televisi dan media cetak nasional," kata Leo Batubara. Bila menilik data lembaga riset media ACNielsen, angka itu tak meleset jauh.

Untuk iklan televisi, hingga minggu kedua Juni, pasangan JK-Wiranto membeli 1.011 spot iklan, dengan masing-masing spot berdurasi 30 menit. Jika rata-rata harga per spot Rp 10 juta, maka biaya iklan tim ini mencapai Rp 10 milyar. Sementara itu, pasangan SBY-Boediono membeli 1.654 spot, dengan durasi rata-rata 30-60 detik. Jika rata-rata harga per spot Rp 10 juta, berarti pasangan ini menghabiskan dana iklan Rp 16,5 milyar.

Pasangan Megawati-Prabowo, sampai minggu kedua Juni, menghabiskan 213 spot iklan, dengan rata-rata durasi 30-60 detik. Dengan asumsi yang sama, pasangan ini menghabiskan dana iklan Rp 2,1 milyar. Itu jika dirata-rata. Sebab, menurut Pahala Sigiro, Executive Business Development Media Nielsen Indonesia, untuk biaya spot iklan TV 30 detik pada prime time (pukul enam petang sampai pukul 10 malam), tarifnya sekitar Rp 20 juta. Sedangkan harga di luar prime time bervariasi, Rp 6 juta hingga Rp 12 juta.

Belum lagi biaya untuk mengadakan survei. Menurut Umar S. Bakry, untuk survei dengan sampel 784, LSN butuh biaya sekitar Rp 400 juta. Sedangkan untuk 3.000 sampel, dibutuhkan dana di atas Rp 1 milyar. Sementara itu, pimpinan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani, menyatakan bahwa biaya minimal yang dibutuhkan untuk melaksanakan survei nasional sekitar Rp 400 juta. "Waktu itu, surveinya melibatkan 1.200 responden," kata Saiful.

Untuk quick count, biayanya lain lagi. Untuk hitung cepat ini, LSI menempatkan satu personel di satu tempat pemungutan suara (TPS), sehingga otomatis biayanya berbeda. Ketika pemilu legislatif, April lalu, LSI membutuhkan biaya sekitar Rp 2,5 milyar, dengan pantauan 2.000 TPS.

Mengingat komponen biaya yang besar itu, tak salah jika Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkhawatirkan adanya dana siluman yang masuk ke kantong kandidat presiden. Karena itu, Abdullah Dahlan, peneliti Divisi Korupsi Politik ICW, meminta agar tim-tim kampanye di luar tim resmi yang didaftarkan ke KPU ditertibkan.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Pada Pemilu 2004 terbukti, ada dana dari Departemen Kelautan dan Perikanan yang mengalir ke pasangan capres-cawapres. "Berarti, kan ada dana negara yang masuk ke kandidat," kata Abdullah.

Direktur Riset LSI, Dodi Kuskrido Ambardi, mengakui bahwa tim bayangan seperti itu akan selalu ada dalam setiap kampanye capres. Model ini meniru model di Amerika Serikat, yang dinamakan political action committee. Namun dia ragu kelompok di Amerika itu sama dengan kelompok relawan dalam pemilu presiden di Indonesia sekarang ini.

"Jaringan itu kan bukan kelompok pengusaha. Tapi, kalau di belakangnya ada pengusaha, kita nggak tahu," kata Dody. Inilah yang rawan menimbulkan dana siluman yang besarnya tidak jelas. Cara ini, menurut Dodi, juga mengandung bahaya. "Biasa kan, no free lunch," tuturnya.

Melacak siapa pengusaha yang ada di belakang tim relawan jelas sulit. Meski begitu, Dodi mengaku pernah mewawancarai beberapa pengusaha dan pengurus partai dalam rangka penyusunan disertasinya, yang membahas seputar pendanaan partai politik.

Dari hasil wawancara itu, ia melihat, hampir semua pengusaha ingin berbisnis dengan aman. "Tidak harus mendapat proyek. Minimal tidak diganggu-lah," ujar Dodi. Dengan alasan itu, pengusaha pun menyumbang kepada semua calon dengan jumlah berbeda.

Tahukah Anda Kenapa BBC Diusir dari Iran?

BBC London
BBC: Pembohong
Serentak berita di dunia menulis [22/6] Iran mengusir wartawan BBC. Berbagai opini bergulir, tidak sekedar mengecam Republik Islam Iran, namun juga nada untuk segera merubah total sistem dan undang-undang Republik Islam Iran berkumandang. Berbagai tawaran diajukan, Liberal, Sekular bahkan Komunis. Dikatakan, Iran mengusir wartawan BBC di Teheran karena meliput pemilihan umum. Sesederhana itukah..? Menyikapi berita pengusiran ini, ada beberapa poin penting untuk dianalisa:
Pertama, sebelum pemilu presiden Iran ke-10 digelar, BBC yang merupakan corong resmi pemerintah Inggris, gencar menebarkan provokasi, menyulut konflik dan mengembosi rakyat Iran supaya abstain dalam pemilu Iran. Dalam siaran berbahasa farsi yang juga disirakan oleh radio Farda, BBC menyeru kepada warga Iran agar tidak mendatangi tempat pemilihan umum (TPS) pada tanggal 12 Juni. Bahkan, dalam sebuah siaran yang sangat provokatif, seorang presenter BBC dengan semangat mengatakan, "Dari pada pergi ke TPS, lebih baik anda berkumpul di rumah menikmati Qormeh Sabzi, atau pergi berlibur".

Kedua, jauh hari sebelum pemilu presiden ke-10 digelar, BBC telah menyulut konflik kepada pemirsa dengan kekhawatiran yang berlebihan bahwa pemilu nanti sarat dengan kecurangan. BBC tahu betul bagaimana menerapkan petuah Adolf Hitelr dalam Magnum opusnya "Mein Kampf", kebohongan yang terulang-ulang dimuka umum akan dianggap menjadi kebenaran. Dengan prinsip inilah BBC terus memproduksi dan menyebarkan kebohongan massal mengenai pemilu presiden ke-10 Iran.

Ketiga, BBC aktif memblow-up aksi demontrasi memprotes hasil pemilu presiden Iran. Bahkan secara serampangan BBC berani menyebut aksi premanisme itu sebagai cikal bakal lahirnya revolusi bludru sebagaimana menimpa Cekoslavakia.

Keempat, BBC melakukan generalisasi parsial ketika memberitakan dinamika pra dan pasca pemilu persiden Iran. Di dunia maya, para blogger menemukan kecurangan yang dilakukan BBC saat memberitakan konvoi massa pendukung Ahmadinejad, yang dipotong-potong semaunya. Selain itu, BBC juga melakukan zom out gede-gedean mengenai kerusuhan di Iran.

Keempat, BBC ikut aktif mencampuri urusan dalam negeri Iran dengan terang-terangan mendukung para perusuh. Kacamata BBC ini, persis dengan sikap para politikus London terkait kondisi Iran. Atas nama hak asasi manusia, BBC menempelkan stigma politik buruk mengenai pemilu presiden di Iran dan Republik Islam.Tepat kiranya keputusan pemerintah Iran mengusir wartawan BBC dari negara ini.

BBC adalah corong resmi pemerintah Inggris, karena budget tahunan media zionis ini ditentukan oleh parlemen inggris. Bagi BBC fakta dan kebenaran tidaklah penting, namun misi pengrusakan sistem negara Republik Islam Iran sangatlah penting.