Selasa, 15 Juni 2010

Fikih Salat Lima Mazhab


sumber:http://ejajufri.wordpress.com/

Fikih sebagai cabang (furuk) dalam agama Islam merupakan bagian yang paling sering diperselisihkan, dan kebanyakan orang menganggapnya sebagai hal yang menarik dan penting (terkadang gerakan salat dianggap lebih penting daripada khusyuknya shalat). Halaman ini ditulis bukan untuk memperkeruh perselisihan antarmazhab juga bukan untuk meningkatkan fanatisme mazhab.

Justru halaman ini ditulis sebagai informasi agar kita mengenal “dunia lain” dalam Islam—jika kita hanya mengenal “dunia” dari mazhab kita sendiri. Saya berharap dengan mengenal saudara kita yang berbeda mazhab, tidak ada lagi prasangka dan permusuhan. Insya Allah.

Meskipun Ja’far Ash-Shadiq merupakan guru yang menghasilkan beberapa ulama besar, termasuk Abu Hanifah dan Malik bin Anas, namun penjelasan mengenai fikih salatnya akan ditempatkan diakhir. Diawal akan ditulis fikih salat empat mazhab Ahlussunah yang utama (Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali) secara garis besar karena mayoritas masyarakat Indonesia (seharusnya) sudah mengetahuinya. Diakhir barulah diterangkan mengenai fikih salat mazhab Syiah Ja’fari (Imamiah) yang umumnya belum diketahui.

Imam Abu Hanifah (699-767 M) (Mazhab Hanafi)

  • Takbiratul ihram boleh dengan Allahu Akbar atau Allahu A’zham (Maha Agung) atau Allahu Ajall (Maha Mulia) dan yang sesuai dengan makna lainnya.
  • Al-Fatihah wajib pada 2 rakaat pertama, sedangkan rakaat 3 atau 4 boleh diganti dengan tasbih atau diam. Boleh tidak membaca basmalah karena bukan bagian dari surah. Qunut hanya ada pada shalat witir. Sedekap adalah sunnah bukan wajib di bawah pusar.
  • Saat rukuk disunnahkan membaca

    سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

  • Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel hanyalah dahi, sedangkan dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki hanyalah sunnah.
  • Lafaz tahiyyat:

    التَحِياتُ لله وَالصلَوَاتُ وَالطَيِبَاتُ وَالسَلامُ, عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

  • Lafaz salam:

    السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله

Imam Malik (712-795 M) (Mazhab Maliki)

  • Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
  • Al-Fatihah wajib setiap rakaat. Basmalah bukan termasuk bagian dari surah, bahkan disunnahkan untuk ditinggalkan. Qunut hanya ada pada shalat subuh. Disunnahkan untuk tidak sedekap.
  • Saat rukuk disunnahkan membaca

    سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

  • Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel hanyalah dahi, sedangkan dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki hanyalah sunnah.
  • Lafaz tahiyyat:

    التَحِيَاتُ لله الزَاكِيَاتُ لله الطَيِبَاتُ لله الصَلَوَاتُ لله, السَلامُ عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَه, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

  • Lafaz salam:

    السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله

Imam Syafi’i (769-820 M) (Mazhab Syafi’i)

  • Takbiratul ihram boleh Allahu Akbar atau Allahu Al-Akbar.
  • Al-Fatihah wajib pada setiap rakaat. Wajib membaca basmalah karena bagian dari surah. Qunut sunnah setelah rukuk pada shalat Subuh. Sedekap adalah sunnah di bawah dada di atas pusar.
  • Saat rukuk disunnahkan membaca

    سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

  • Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel hanyalah dahi, sedangkan dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki hanyalah sunnah.
  • Lafaz tahiyyat:

    التَحِيَاتُ المُبَارَكَاتُ الصَلَوَاتُ الطَيِبَاتُ لله, السَلامُ عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا رَسُوْلَ الله

  • Lafaz salam:

    السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله

Imam Ahmad (780-855 M) (Mazhab Hanbali)

  • Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
  • Al-Fatihah wajib pada setiap rakaat. Basmalah bagian dari surah, tapi membacanya harus pelan. Qunut hanya ada pada shalat witir. Sedekap adalah sunnah di bawah pusar.
  • Saat rukuk diwajibkan membaca

    سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ

  • Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel adalah dahi, dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki ditambah hidung.
  • Lafaz tahiyyat:

    التحيات لله والصلوات والطيبات, السَلامُ عَلَيْكَ اَيُهَا النَبِي وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه, السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, اَشْهَدُ اَنْ لا الَهَ اِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَه, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللهُم صَلِ عَلَى مُحَمَد

  • Lafaz salam:

    السَلامُ عَليْكُمْ وَ رَحْمَة الله

Imam Ja’far Ash-Shadiq (699-765 M) (Mazhab Syiah Ja’fari)

  • Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
  • Al-Fatihah wajib pada 2 rakaat pertama, sedangkan rakaat 3 atau 4 boleh diganti dengan tasbih subhanallâh wal hamdulillâh wa lâ ilâha illallâh wallâhu akbar. Basmalah bagian dari surah dan wajib dibaca dengan jahr (nyaring) pada setiap shalat. Qunut adalah sunnah pada setiap shalat. Empat mazhab Ahlus Sunnah menyatakan sunnah membaca âmin, sedangkan Syiah adalah tidak. Tidak bersedekap dalam shalat.
  • Saat rukuk disunnahkan membaca

    سُبْحَانَ رَبي العَظِيْمِ وَبِحَمْدِه

    atau

    سُبْحَانَ الله

    tiga kali ditambah shalawat.

  • Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel adalah dahi, dua telapak tangan, dua lutut, ibu jari kaki, hidung adalah sunnah.
  • Lafaz tahiyyat/tasyahud:

    بسم الله وبالله والحمد لله وخير الأسماء لله اشهد لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وَاَشْهَدُ اَن مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللهم صل على محمد وآل محمد وتقبل شفعته ورفع درجته

  • Lafaz salam:

    السَلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Dari sekilas gambaran di atas, telah sepakat bahwa tiga mazhab Ahlus Sunnah (Hanafi, Syafi’i, Hanbali) menyatakan bahwa sedekap dalam shalat hanyalah sunnah, bahkan satu mazhab Ahlus Sunnah (Maliki) menyatakan sunnah untuk tidak sedekap. Karena itu janganlah heran jika Syiah pun tidak bersedekap, karena mazhab Maliki sebagai Ahlus Sunnah pun tidak sedekap. Tema mengenai sedekap dalam shalat akan dilanjutkan lain waktu, Insya Allah. Wallâhua’lâm.

Sumber:
Syekh Jawad Al-Mughniyah
Al-Fiqh ‘alâ Al-Madzâhib Al-Khamsah

Catatan:
Alasan lain mengapa halaman ini di-posting adalah karena teman saya kaget karena ada “model” shalat dengan tangan lurus 8O Sekali lagi, halaman ini bertujuan untuk saling mengenal antarmazhab ;)

sumber:http://ejajufri.wordpress.com/

Rabu, 17 Februari 2010

KEBENARAN???

KEBENARAN???

Pengetahuan manusia berproses. Manusia diberi panca indera, akal dan hati nurani utk mengenali kebenaran ayat-ayat Tuhan --Alam & Kitab suci serta teladan manusia suci -para nabi dan shalihin-- (bagi Muslim: al Qur'an dan al Sunnah), tp utk itu indera manusia harus terus menerus dikembangkan dengan penciptaan alat/mesin yg membantu daya jangkau dan kerja tubuh dan indera manusia --seperti mikroskop, teleskop, dll. Akal harus terus menerus diasah dan begitu pula hati hendaknya terus menerus disucikan. Dibutuhkan ketekunan, ketabahan dan kesabaran dalam mencari kebenaran. Anda harus belajar bagaimana cara belajar yg benar. Anda harus membenahi paradigma pandangan dunia anda, cara anda memandang permasalahan adalah pokok dr permasalahan itu sendiri.

Carilah ilmu walau sampai ke negeri terjauh (dulu Cina). Tuntutlah ilmu dari sejak tiang ayunan sampai ke liang lahat. Setiap langkahmu mencari ilmu akan bernilai ibadah di sisi Tuhanmu seluruh makhluk di darat, di laut, di udara dan di langit (para malaikat) berdoa untukmu. Pintu-pintu rezki akan dibukakan untukmu. Matinya seorang penuntut ilmu adalah mati Syahid.

Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka engkau akan mendapatkannya; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Allah berjanji akan menunjukkan jalan-jalanNya kepada mereka yg sungguh-sungguh mencari kebenaran (Al HAQ). Adakah seorg jahat di antaramu yg memberi batu kepada anaknya ketika sang anak meminta roti, atau memberi ular ketika ia meminta ikan?? Jika seorg jahat saja tahu akan pemberian yg baik bagi keluarganya. Bagaimana pula ALLAH Yg Maha Baik, IA akan memberikan yg terbaik kepada hamba yg memohon kpdNya (manusia adalah keluarga Allah, hadist Qudsi). Tidak ada lebih berharga untuk dimohonkan kepada ALLAH lebih dari petunjuk ilmu dan hikmah (Jalan Lurus, Jalan Keselamatan)

Berdoalah selalu dg doa yg diajarkan oleh RasuluLlaah: "Rabbii Zidnii ilman naafi'an war zuqnii fahman" YA ALLAH tambahkan bagiku ilmu yg bermanfaat dan karuniai daku pemahaman (yg benar). Hayati dgn khusyu' ketika anda memohon dlm shalat anda "Ihdinaash-shiraathal-mustaqiim" Tunjuki dan bimbing serta gembalakan kami (semua hambaMu) ke jalan(Mu) yg lurus. Sertakan semua org dalam doamu utk petunjuk kpd kebenaran.

Tiga ujian kebenaran antara lain:
1. Kesesuaian dengan realitas/fakta (korespodensi) (1:53)
2.Tidak ada pertentangan/kontradiksi di dalamnya atau konsisten dg kebenaran yg sudah diterima sebelumnya (koherensi)(4:82).
3. Membawa manfaat yg kekal bukan sesaat (pragmatis) (13:17). Ketiganya saling melengkapi sehingga dapat digabung sebagai suatu definisi tentang kebenaran

Kenalilah Kebenaran maka engkau akan mengenal ahlinya, bukan sebaliknya. Bukalah mata, telinga dan hati anda untuk menerima kebenaran dari siapa saja dan pilahlah serta ikutilah yg terbaik. Jangan lihat siapa yg mengucapkannya tapi lihatlah apa yg diucapkannya. Engkau sepenuhnya bertanggung jawab atas keputusanmu dlm menerima suatu hal yg kau anggap kebenaran. Jangan melarikan diri dr tanggungjawab dgn mengatakan itu kata si Fulan krn ketokohannya --terlalu banyak tokoh utk dikambinghitamkan. Hati2 jangan mengikuti suatu pendapat krn mayoritas, kepentingan diri (hawa nafsu), sangkaan dan warisan. Ujilah semua pendapat dg seksama krn mereka (para tokoh yg anda ikuti) tdk akan dpt menolong anda di akhirat kelak. Tidak jarang kita menisbahkan kekeliruan akibat kesalahpahaman kita kpd mrk org2 saleh dan mengatasnamakan mereka.

Ketika anda telah berilmu ketahuilah bahwa di atas anda ada yg lebih berilmu. Jangan menisbahkan kebenaran kpd diri anda tapi ucapkanlah
"Jika saya benar maka itu dari sisi Allah dan jika saya keliru maka itu berasal dr diri saya".


Ada dua kewajiban anda trhdp ilmu, pertama anda berkewajiban mengamalkannya --kalau itu ilmu amaliah dan anda terkena kewajibannya. Kedua menyampaikannya (balligh) mengajarkannya kpd org lain --dan ketahuilah ada kalanya yg mendengar lebih mampu mengamalkannya drpd yg menyampaikannya.
Oleh karena itu janganlah anda beralasan bhw krn blm mengamalkan anda meninggalkan kewajiban menyampaikan. Anda tidak dituntut atas kekeliruan atau kesesatan orang lain tapi anda bertanggung jawab sejauh mana anda telah menyampaikan dan mengingatkan dgn cara yg penuh hikmah.


Inginkan kebenaran bagi org lain sebagaimana anda menginginkannya bagi diri anda. Bersangka baiklah bahwa pada dasarnya semua orang ingin selamat dan benar.

Sampaikanlah dg bijak dan tanpa mengklaim, insyaAllah ilmu anda dan kemampuan anda utk mengamalkannya akan bertambah. Sadarkan diri dan audiens anda bahwa Allah yg paling tahu siapa yg sesat dan siapa yg berada di atas petunjuk. Tunjukkan bahwa anda siap menerima pendapat yg lebih benar. Jadikan audiens anda sebagai partner dalam mencari kebenaran. Perlakukan mereka sebagai subjek bukan objek. Sampaikan yg anda ketahui dg lemah lembut krn jika anda berhati kasar org akan melarikan diri dr anda. Dan itu semua hanya mungkin dengan Rahmat Allah semata.
Ingat! Ketika Musa as sang Nabi yg mendapat wahyu dan petunjuk Ilahi diperintahkan menemui Fir'aun sang Pembankang musuh Allah beliau diperintahkan untuk menyampaikan dengan lemah lembut. Anda bukan Musa yg terbimbing dan lawan anda buka Fir'aun yg terkutuk. Alangkah jauhnya.


Jangan pernah takut untuk berdiskusi karena melalui diskusi kebenaran itu terasah. Tetapilah hati-hatilah jangan terjebak dalam debat pokrol bambu. Pertimbangkan dgn seksama situasi dan kemungkinan reaksi audiens anda. Berilah peringatan jika peringatan bermanfaat jangan menuang bensin ke api yg menyala.
Isa (Yesus) as. berkata: 'Janganlah memberi barang yg kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kpd babi, supaya jangan diinjak-injaknya dgn kakinya, lalu ia berbalik mengoyakmu'


Hindari menghakimi org lain di sekeliling anda krn itu akan membuat mereka menghakimi anda dg ketidaktahuan mereka. Menghakimi tdk akan membuat lawan akan serta merta merasa bersalah. Bahkan para Nabi saja --yg dibawah bimbingan Ilahi, bijak dan tdk pernah menghakimi dalam da'wah, mrk dituduh gila dan dibunuh, maka sangat mungkin anda akan diserang dg kata2 yg kasar dan tuduhan yg tidak masuk akal; gila dan sesat. INTROSPEKSIlah.Jangan seperti guru yg gagal mengajar muridnya kemudian menyalahkan muridnya. Atau seorang komunikator yg gagal berkomunikasi lalu menyalahkan pendengarnya. Ketika anda dituduh dan dicela maka katakan kpd yg mencelamu: 'jika apa yg kau cela itu ada pada diriku semoga Allah mengampuniku, jika apa yg kau cela itu tdk ada padaku semoga Allah mengampunimu'. Maafkanlah, katakanlah kpd org jahil tsb salaama (damai) dan berpalinglah dr mereka. Berdebat dg jahil hanya akan menurunkan wibawa anda.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik(57:16)

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا

Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).(33:67)

قَالُوا إِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ #قَالُوا بَلْ لَمْ تَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan".
Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman".(37:28-29)


وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan (10:36).

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ

andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. (23:71)

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu(QS. 2:147)(10:94).

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ

dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir" (18:29)

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ

Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu Barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. dan Barangsiapa yang sesat, Maka Sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu".(10:108)


قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".(27:64)

قُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ الْبَاطِلُ وَمَا يُعِيدُ

Katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi (34:49)

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (17:81)


Bekasi, 16 Februari 2010, pukul 4:20
al faqir ilal HAQ

Agus Abubakar Arsal