Senin, 20 Oktober 2008

Strategi Baru Amerika; Dulu Lawan Kini Berunding dengan Teroris

Televisi CNN Amerika sembari mengutip pernyataan pejabat Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) menyebut Dephan Amerika tengah bersiap menerapkan strategi baru setelah Pemilu Amerika. Menurut pejabat Pentagon, Dephan Amerika siap melanjutkan perang di Afghanistan dan Irak. Sayangnya televisi CNN tidak menjelaskan secara detil strategi baru Dephan Amerika terkait dua perang tersebut.

Namun koran Peyman cetakan Kabul yang menukil dari sumber-sumber berita Barat menyebut strategi baru Pentagon terkait dengan perundingan dengan kelompok-kelompok ekstrim dan Taliban. Menukil dari ABC News, koran Peyman menyebutkan, Robert Gates Menteri Pertahanan Amerika dan David Petraeus Kepala Staf Militer Amerika kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara telah menyiapkan beberapa petunjuk teknis kepada presiden Amerika akan datang. Beberapa petunjuk tersebut diharapkan menjadi strategi paling tepat guna menciptakan stabilitas keamanan di Afghanistan dapat diterapkan nantinya.

Menurut kalangan jurnalis Amerika, Pentagon punya keinginan serius melakukan perundingan dengan Taliban dan kelompok-kelompok ekstrim. Baru-baru ini media-media massa membongkar rencana Pentagon ini. Sekalipun Amerika tampaknya menentang rencana sebagian pendapat kalangan Barat guna berunding dengan Taliban, namun kinerja militer Amerika di Afghanistan cenderung menjadikan perundingan dengan Taliban sebagai strategi baru. Gates terakhir malah memberitakan Washington berencana mempersenjatai tokoh-tokoh adat dan mengukuhkan kerja sama dengan mereka.

Strategi baru Amerika di Afghanistan menunjukkan bahwa negara ini tengah berusaha menyembunyikan kegagalannya memerangi terorisme. Perundingannya dengan Taliban dan kelompok-kelompok ekstrim sejatinya menjadikan mereka sebagai lingkaran keamanan militer negara ini di Afghanistan. Wakil PBB urusan Afghanistan dan wakil Afghanistan untuk PBB dalam sidang terakhir Dewan Keamanan mengenai Irak secara transparan menyebut tokoh-tokoh Taliban membahayakan keamanan Afghanistan. Mereka juga menegaskan bahwa bila masyarakat internasional tidak mengambil langkah serius menghadapi mereka, stabilitas keamanan Afghanistan semakin sulit direalisasikan.

Ironis sekali! Amerika yang menyerang Afghanistan dengan tujuan menghancurkan Taliban, kini malah berusaha memasukkan kelompok ini dalam struktur kekuasaan di Afghanistan. Padahal pengalaman membuktikan bahwa berunding dengan kelompok-kelompok teroris selalu gagal.

Menurut para analis Barat, dialog dan perundingan dengan Taliban bukan hanya tidak bermanfaat bagi Afghanistan, namun ke depannya Barat sendirilah yang akan mengeluarkan lebih banyak biaya. Itulah mengapa sebagian kalangan yang realistis di Barat menentang keras upaya perundingan dengan Taliban. Menurut mereka, sebaiknya Barat menepati janjinya membantu rekonstruksi Afghanistan, memerangi penanaman dan penyelundupan narkoba serta mempersenjatai polisi dan angkatan bersenjata negara ini. Sayangnya Amerika dan NATO tidak mau memperhatikan kenyataan ini.

Tidak ada komentar: