Senin, 20 Oktober 2008

Buah Simalakama, Pilihan Presiden Baru Amerika

Koran Amerika Washington Post dalam sebuah artikel menulis tentang dilema yang bakal dihadapi presiden baru Amerika di tenggang waktu antara masa pemilu dan hari-hari pertama menjejakkan kakinya di Gedung Putih. Washington Post menilai tenggang waktu ini merupakan masa-masa tersulit presiden baru Amerika.

Menurut laporan koran ini, bila Senator Barack Obama, kandidat dari kubu Demokrat memenangkan Pemilu Presiden Amerika, ia harus segera menstabilkan ekonomi Amerika yang babak belur, sementara George W. Bush masih tetap berada di puncak kekuasaan. Namun bila Senator John McCain menang, ia harus menghadapi berbagai problem seperti serangkaian biaya dan penghematan anggaran, sementara Kongres yang dikuasai kubu Demokrat akan memintanya ikut dalam sidang istimewa guna meratifikasi sebuah prakarsa baru ekonomi.

Dalam lanjutan artikel tersebut disebutkan, masa transisi 77 hari antara hari pemilu dan hari pertama kerja pemerintahan baru bakal menjadi masa tersulit yang akan dihadapi presiden baru Amerika baik di sektor politik maupun ekonomi. Selain itu, presiden baru Amerika juga belum bisa bebas dari bayang-bayang masa kampanye yang panjang dan tidak sehat.

Menurut keyakinan penulis artikel ini, masalah yang muncul dari upaya meletakkan jalur ekonomi menuju arah yang benar akan mengubah kondisi masa transisi ini memaksa McCain atau Obama harus membantu mencegah keterpurukan ekonomi Amerika yang lebih parah. Di sini pemerintah baru Washington harus melakukan konsolidasi agar lebih solid.

Washington Post menulis, siapa saja yang menjadi presiden Amerika bakal mendapat tekanan berat dari rekanannya agar melaksanakan janji-janji yang dilontarkan semasa kampanye. Kelompok anti perang bakal menekan Obama agar segera memulai proses penghentian perang Irak, sementara kalangan Konservatif bakal gencar menuntut Obama menurunkan pajak. Selain itu setiap partai pasti ingin tahu program pertama setiap kandidat mereka di hari pertama berkuasa di Gedung Putih. Namun mencermati masih belum jelasnya hasil pemilu, setiap pihak belum meminta dialog dengan kandidatnya soal program hari pertama bila memenangkan pemilu.

Publikasi artikel ini dilakukan setelah muncul hasil jajak pendapat pekan lalu di Amerika yang menyebut 90 persen warga Amerika menilai kebijakan negara mereka selama ini salah. Berdasarkan hasil survei ini, 9 dari 10 orang Amerika menyatakan kekhawatirannya soal kondisi ekonomi negara mereka. Sementara tingkat popularitas Bush kini hanya tinggal 23 persen. Artinya lebih dari 73 persen rakyat Amerika tidak puas dengan kebijakan Bush. Sementara 55 persen dari responden menilai ekonomi merupakan tema paling penting kampanye pemilu dan mayoritas pemilih lebih percaya Obama mampu menyelamatkan kondisi buruk ekonomi Amerika.

Tidak ada komentar: