Senin, 15 September 2008

Krisis Pasar Modal Amerika Terus Berlanjut

Raksasa investasi Amerika Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya Senin dini hari (15/9). Kebangrutan bank investasi keempat terbesar di Amerika ini kembali menggoncang Wall Street, pasar bursa Amerika. Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya setelah perundingan mengenai pembelian bank investasi ini mengalami kegagalan. Sebelum ini Departemen Perbendaharaan Amerika terus berusaha mendorong berbagai bank dan lembaga finansial Amerika segera membeli bank Lehman Brothers.

Para analis ekonomi berkeyakinan kebangkrutan raksasa investasi Amerika Lehman Brothers bakal menciptakan kekacauan serius di sektor pasar modal Amerika. Dampaknya, kekuatan ekonomi Amerika di dunia internasional bakal dipertanyakan, khususnya saat ini Amerika membutuhkan modal luar negeri guna meningkatkan pertumbuhan ekonominya.

Masalah yang menimpa raksasa investasi Amerika Lehman Brothers sejatinya masih kelanjutan dari krisis properti di Amerika yang dimulai sejak 14 bulan lalu. Krisis properti Amerika dengan cepat mempengaruhi ekonomi Amerika secara keseluruhan. Resesi ekonomi Amerika dimulai akibat diterapkannya kebijakan perubahan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Federal Reserve, Bank Sentral Amerika. Dampaknya ratusan ribu kreditor tidak mampu membayar cicilan rumah mereka.

Tunggakan itu membuat pergerakan uang dan modal antara bank dan kreditor menjadi terhenti, akibatnya lembaga-lembaga finansial di Amerika mengalami kerugian besar. Selama 14 bulan lalu sudah puluhan bank, baik kecil maupun besar yang mengumumkan kebangkrutannya dan sejumlah lainnya harus menanggung kerugian puluhan miliar dolar. Bersamaan dengan itu, ribuan kepala keluarga (KK) yang tidak mampu membayar cicilan harus rela melepaskan kembali rumah mereka kepada pihak bank.

Di bulan-bulan terakhir pemerintah Amerika telah mengambil langkah khusus guna menyelamatkan resesi yang menimpa sektor properti Amerika. Pemerintah menyuntikkan dana kepada lembaga-lembaga finansial yang hampir bangkrut. Namun tampaknya pencairan dana bantuan 300 miliar dolar kepada para kreditor dan upaya mengontrol dua badan usaha milik negara yang aktif tidak mampu meredam krisis yang terlanjut meluas.

Pekan lalu pemerintah Amerika mengontrol Freddie Mac dan Fannie Mae, dua lembaga yang menjamin lebih dari 5 ribu miliar dolar kredit rumah. Bila dua lembaga ini juga mengalami kebangkrutan, maka dapat dipastikan akan terjadi tragedi di pasar modal dan uang Amerika dan dunia. Bagaimanapun juga resesi ekonomi Amerika yang dimulai dari krisis properti masih terus memakan korban bank-bank negara ini. Kini giliran bank investasi terbesar nomor empat di Amerika, Lehman Brothers yang jadi korban. Besok giliran siapa?

Tidak ada komentar: