Kamis, 16 Juli 2009

Koordinasi Israel-Mesir untuk Serang Iran


Sebuah kejadian langka, Kapal AL Israel – Sa'ar 5 - melintasi Terusan Suez. Ini meningkatkan tensi spekulasi bahwa fungsi strategis lintas laut sebagai kemungkinan penyerangan ke Iran.
Sa



Menurut sumber pelabuhan, dua kapal perang Israel telah melintasi kanal, dari laut Mediterania ke Laut Merah, pada Selasa, AFP melaporkan.

Kapal kapal Sa'ar 5 –Hanit dan Eilat, telah melintasi kanal pada Juni, sebagaimana apa yang dikatakan sumber berita bahwa ini merupakan kasus pertama dimana kapal perang besar Israel telah menggunakan lintas, walaupun dia tidak dapat untuk mengkonfirmasikan ini secara resmi.

Terusan di Mesir, yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh kapal-kapal Israel untuk alasan intelijen, lintas laut pertama kalinya pada bulan Juni ketika sebuah kapal selam kelas Dolphin dilaporkan berlayar dari Mediterania ke Laut Merah untuk latihan militer.

Yediot Aharonot Israel melaporkan bahwa peristiwa ini terjadi awal bulan lalu, dikatakan "Mesir dan Israel ingin menunjukkan koordinasi mereka di muka Iran yang mengambangkan program nuklir."

Harian itu menuliskan kapal selam Dolphin melintas dengan iringan kapal perang AL Mesir, sebagai pesan kepada Iran.

Sebelumnya, kapal selam Israel berminggu minggu mengitari seluruh Afrika dan tiba di Laut Merah, menurut harian.

Tel Aviv, adalah pemilik tunggal nuklir arsenal di Timur Tengah, menuduh Iran berusaha membuat senjata nuklir dan menggambarkan bahwa rencana itu untuk menyerang Israel.

Iran menyangkal tuduhan dan mengatakan bahwa programnya di bawah Nuklir Non-proliferasi Treaty (NPT), dan merupakan negara anggota, Iran berhak untuk menjalankan program nuklir untuk tujuan sipil.

Selain itu, Badan Energi Atom Internasional yang telah melakukan pemeriksaan dengan jumlah terbesar dalam sejarah organisasi terhadap kegiatan nuklir Iran tidak menemukan bukti apapun sehingga dapat menuduh Teheran sedang menjalakan program senjata nuklir. [IslamTimes/R]

Rabu, 15 Juli 2009

Saudi Dalangi Aksi Peledakan dan Pembantaian Sipil di Irak


Suratkabar harian Wathan terbitan Amerika menurunkan sebuah artikel yang mengulas saling tuduh Irak dan saudi. Hubungan kedua negara itu makin memburuk seiring dengan terkuaknya tangan-tangan kotor wahabisme ekstrem di balik peledekan-peledakan di tempat-tempat umum di kawasan Syiah yang terus merenggut nyawa sipil.

Pemerintah Saudi menuduh Pemerintah Irak saat ini yang dipimpin Nouri Maliki sebagai sektarian. Sementara pemerintah Irak mempertanyakan Saudi yang sejak berdiri telahg menjadikan mazhab wahabi sebagai dan mazhab Sunni sebagai kekuatan mutlak bahkan yang sebagai satu-satunya diakui di Saudi, padahal jumlah penganut mazhab non Sunni dan non wahhabi (Syiah) terutama di kawasan kaya minyak di sebelah timur merupakan mayoiritas.

Di sisi lain, sejumlah pejabat Irak menuduh Saudi membiayai para teroris untuk menerbos perbatasan Irak dan melakukan aksi-aksi pembunuhan massal dan bahwa peledekan-peledakan itu diotaki dan dibiayai oleh orang-orang Saudi.

Yang menggelikan dan memilukan, aksi-aksi peledakan itu diputarbalik dan didengungkan sebagai aksi pembunuhan terhadap Muslim Sunni.

Pentagon Kirim Pasukan Baru ke Irak

Pentagon
Pentagon
Kantor berita AFP Selasa, 14/7/09 melaporkan, Departemen Pertahanan AS Pentagon, akan mengirim pasukan baru ke Irak dengan alasan melatih pasukan negara itu. Jurubicara Departemen Pertahanan AS, Bryan Whitman kemarin (Selasa,14/7) mengatakan, operasi militer bukan tugas utama pasukan baru ini, namun jika diperlukan mereka akan dilibatkan dalam operasi militer. Tandas Bryan kepada AFP.

Ditambahkannya, setelah musim panas 2010 maksimal 50 ribu pasukan akan dipertahankan di Irak dan pada 2011 seluruh pasukan AS harus meninggalkan negara tersebut.

September 2008, AS telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Irak yang mengatur mekanisme penarikan pasukan AS dari kawasan hingga tahun 2011.

Sejak awal Juli, pasukan Irak yang terdiri dari 500 ribu polisi dan sekitar 200-250 ribu tentara mengambil alih kendali kekuasaan dan keamanan kota-kota Irak setelah pasukan AS menarik diri.

Selasa, 14 Juli 2009

Iran Gantung 12 Teroris

Abdollah Rigi
Abdollah Rigi pemimpin teroris Jundullah
TV Nasional chanel 1 Iran Iran melaporkan, pemerintah akan mengeksekusi 12 anggota kelompok teroris. Para tersangka telah melakukan serangkaian pengeboman dan pembunuhan di Iran. Laporan Selasa (14/7) itu menyebut, eksekusi dilakukan di Kota Zahedan, sekitar 1.500 kilometer tenggara ibu kota Iran, Teheran.
Satu dari 12 terpidana itu adalah Abdulhamid Rigi, saudara Abdulmalik Rigi, pemimpin kelompok Jundallah. Ini adalah kelompok teroris yang disebut-sebut terkait dengan Al Qaeda dan mendapatkan bantuan dana dari CIA untuk mengacaukan dalam negeri Iran. Jaksa Mohammad Marzieh mengatakan, para terpidana terlibat pembunuhan puluhan warga sipil, polisi, dan pengeboman di Iran.

"Pengadilan Sistan Baluchestan telah memerintahkan eksekusi 12 anggota Jundullah atas tuduhan terorisme. Salah satu anggota kelompok telah dihukum lima tahun penjara di sebuah kota terpencil," ujar Kepala Departemen Kehakiman Sistan and Baluchestan Ebrahim Hamidi kepada kantor berita ISNA di Zahedan, yang dilansir Press TV, Minggu (12/7/2009).

Hamidi mengatakan, di antara tuntutan yang diajukan kepada para terdakwa adalah pembunuhan 22 orang dalam insiden Tasuki, pengadangan jalan di Chabahar, menculik sejumlah warga asing, dan melakukan perampokan bersenjata.

Abdolhamid Rigi, saudara pemimpin Jundullah Abdolmalek Rigi, adalah salah satu yang akan dieksekusi. Kepada Press TV dia mengaku, semenjak 2003 para anggota Jundullah telah mengotaki 50 hingga 60 operasi terorisme, termasuk pembunuhan massal, penyanderaan, pemboman, perampasan, pencurian kendaraan, dan aksi sabotase terhadap warga sipil dan pemerintah lainnya.

"Saya berada di bawah perntah yang keras untuk ambil bagian dalam misi-misi tersebut," kata dia, sembari mengaku bahwa dirinya telah membunuh sedikitnya empat warga sipil tak berdosa dengan tangannya sendiri dalam sebuah serangan.

Sebelumnya Abdolhamid pernah mengatakan bahwa kelompoknya telah dilatih dan didanai oleh Amerika Serikat dan Zionis Yahudi.

Pasukan keamanan Pakistan menahan Abdolhamid tahun lalu dan mengekstradisinya ke Iran. Dia juga mengatakan bahwa agen mata-mata asing turut mendukung Jundullah.

Rabu, 08 Juli 2009

Sayyid Ali Khamenei :"Jangan salah memperlakukan kawan layaknya lawan."

Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut kebutuhan paling penting bagi dunia Islam khususnya bangsa Iran saat ini adalah persatuan dan kewaspadaan dalam menghadapi tipu daya musuh yang berusaha menebar perpecahan. Hal itu dikatakan beliau dalam pidatonya di depan ribuan orang di Huseiniyah Imam Khomeini (ra) Tehran hari ini (6/7) pada acara peringatan milad Imam Ali bin Abi Thalib (as).

Menyinggung peran Islam dan Revolusi Islam dalam mempersatukan bangsa Iran, beliau menyerukan agar persatuan yang tercipta ini dijaga dan dipertahankan. Lebih lanjut beliau mengulas soal pemilu presiden periode kesepuluh di Iran yang terselenggara secara meriah tanggal 12 Juni lalu dan diikuti oleh 85 persen rakyat pemegang hak pilih. "Partisipasi luas masyarakat ini membuktikan bahwa revolusi Islam yang kini telah berusia 30 tahun mampu memobilisasi rakyat. Karena itu, musuh pun bergerak untuk menebar fitnah perpecahan di tengah rakyat. Sedikit banyak mereka meraih sukses, tetapi bangsa Iran harus mematahkan tipu daya ini," tegas beliau.
Rahbar
Rahbar
Rahbar menjelaskan bahwa pemerintahan Republik Islam memliki aturan dan kebijakan yang jelas, dan persaingan antar kandidat presiden adalah kompetisi dalam sebuah keluarga. Beliau menambahkan, "Terkadang persaingan seperti ini menimbulkan emosi, tapi yang jelas, semua itu tak ada kaitannya dengan dunia luar."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan Barat dan pihak asing untuk tidak campur tangan dalam urusan internal Iran. Menurut beliau pemilihan umum presiden tanggal 12 Juni di Iran adalah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Partisipasi hampir 40 juta warga dalam pemilu adalah anugerah Ilahi yang patut disyukuri. Untuk mensyukurinya bangsa ini harus menjaga persatuan, kasih sayang antar sesama, mempertahankan semangat, dan melanjutkan gerak laju revolusi serta tak salah dalam menentukan kawan dan lawan.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa intervensi musuh ditujukan untuk menciptakan perpecahan di tengah bangsa ini. Beliau mengatakan, "Sejumlah pemimpin dan pejabat tinggi di sejumlah negara Barat termasuk Presiden, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri secara jelas dan transparan melakukan intervensi dalam urusan internal Iran yang tak ada sangkut pautnya dengan mereka. Anehnya, mereka tetap mengaku tidak campur tangan, padahal mereka secara jelas memprovokasi para pengacau dan menyebut bangsa Iran sebagai bangsa perusuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan kembali bahwa para pengacau keamanan pasca pemilu hanya berjumlah segelintir orang yang menerima uluran dana dari pihak Barat untuk menjalankan misi tertentu sebagai imbalannya. Beliau menegaskan, "Wajar jika ada sekelompok orang yang terpukul dan sedih ketika kandidat yang dijagokannya tak memenangi pemilu. Tapi ini bukan berarti kerusuhan. Sebab, pemilu menentukan mayoritas dan minoritas dalam sebuah negara yang memiliki aturan. Karena itu tak benar jika lantas media-media Amerika dan Eropa yang notabene dikuasai orang-orang Zionis menyebut rakyat Iran sebagai perusuh. Ini jelas pelecehan terhadap bangsa Iran."

Rahbar dengan keras memperingatkan para pemimpin Barat dan mengatakan, "Mereka harus berhati-hati dalam berucap dan bersikap. Sebab rakyat Iran pasti akan mereaksi setiap ucapan dan sikap mereka."

"Kita", kata beliau, "akan memperhitungkan seluruh pernyataan dan sikap intervensi negara-negara Barat, dan pasti, untuk ke depan penilaian kita akan berdampak negatif pada hubungan Republik Islam Iran dengan mereka."

Menyebut bangsa Iran sebagai bangsa yang kuat dan pemerintahan Islam sebagai pemerintahan yang berakar kokoh, beliau menandaskan, "Mungkin saja ada perselisihan di antara para petinggi Republik Islam Iran, namun dalam menghadapi musuh dan demi mempertahankan kemerdekaan negara mereka pasti bersatu. Musuh harus sadar bahwa tak mungkin mereka bisa memecah belah bangsa Iran."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Para penguasa di negara-negara arogan hendaknya sadar bahwa bangsa ini akan segera menanggalkan segala perselisihan di antara mereka jika harus berhadapan dengan musuh yang sama. Mereka akan bersama-sama melayangkan pukulan telak ke arah musuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan resistensi bangsa Iran selama 30 tahun usia revolusi Islam dalam menghadapi tipu daya dan makar musuh-musuhnya. Kepada para pemimpin di Dunia Barat beliau mengatakan, "Jangan sangka dengan membela satu kelompok politik atau memuji salah satu nama lantas kalian akan memperoleh pembelaan dan dukungannya. Tidak. Sebab, bangsa Iran telah mengenal kebohongan kalian. Bangsa ini sadar bahwa kalian berambisi menebar sikap buruk sangka antara rakyat dan elit negara. Kalian ingin rakyat ini menjauh dari pemerintahan Islam."

Keruntuhan pemerintahan Islam di Iran, disebut oleh beliau, sebagai impian kosong pihak arogansi dunia. "Pemerintahan Islam yang independen dan resisten ini tak mungkin tunduk di hadapan arogansi mereka," tegas beliau. Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Aksi mendukung kelompok tertentu dan menolak kelompok lain yang dilakukan oleh Barat tak lebih dari sekedar penipuan. Sebab bagi mereka, siapapun di negeri ini yang mengakui pemerintahan Islam, meyakini undang-undang dasar dan mendukung penuh cita-cita luhur bangsa Iran adalah musuh bagi mereka."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Pemerintahan Islam ini telah mendulang pengalaman sepanjang tiga puluh tahun dengan kegigihan dan resistensinya. Pukulan telak yang disarangkan bangsa Iran ke muka sejumlah negara Barat ternyata belum menyadarkan mereka. Mereka tetap rakus terhadap negeri dan bangsa ini. Mereka salah dan harus siap membayar kesalahan dengan mahal."

Menyinggung adanya orang bayaran asing di dalam negeri yang ikut menyuarakan propaganda destruktif dan permusuhan terhadap Republik Islam, beliau mengatakan, "Pihak-pihak seperti ini sudah ada sejak dulu. Tetapi hendaknya mereka tahu bahwa bagi musuh kita yang bak serigala buas, mereka hanya akan dimanfaatkan selagi memberi keuntungan dan setelah itu mereka akan dicampakkan."

Rahbar mengingatkan semua kalangan untuk selalu waspada dan mengenal lawan dan kawan dengan benar. Beliau mengungkapkan, "Antek-antek asing di dalam negeri memberikan sinyal-sinyal yang salah kepada musuh, dan musuh kita pun tertipu dengan sinyal-sinyal tersebut. Namun demikian, rakyat dan kalangan elit bangsa ini dari seluruh kubu politik hendaknya waspada jangan sampai salah dalam menentukan mana lawan dan mana kawan. Jangan salah memperlakukan kawan layaknya lawan."

Selasa, 07 Juli 2009

Ahmadinejad Menang Besar!


MAN-menang2

Pada hari sabtu 3 Mei 2003, sesuai surat keputusan rapat reguler no 247 dan rapat kedua anggota Dewan Kota Tehran periode II, yang beranggotakan: Hassan Bayadi, Mehdi Chamran (ketua) Khosrow Daneshjou), Habib Kashani, Rasoul Khadem, Manzar Khayyer Habibollahi, Mahmoud Khosravi Vafa, Mahnoush Motamedi Azar, Hamzeh Shakib, Nader Shariatmadari, Abbas Sheibani , Nasrin Soltankhah, Amirreza Vaezi Ashtiani, Masoud Zaribafan, Hossein Ziari secara aklamasi memilih seorang pemuda dari strata sosial rendah.

cewek-pro mosavi-(bukan artis lho)

Tak seorangpun menduga bahwa pemuda mantan prajurit sukarela perang (basij) itu suatu saat akan menjadi presiden paling terkenal di dunia seperti saat ini.

Naiknya lelaki non mulla ini ke panggung politik negeri Mulla dan kemenangannya yang dramatis atas dua kandidat Mulla yang memiliki jam terbang dalam kancah politik, Hashemi Rafsanjani dan Mehdi Karrubi, menandai sebuah babak baru dalam konstelasi politik lokal, regional dan internasional.

tante2 pro mosavi

Namanya tiba-tiba mendunia karena ia mengganti sikap politik luar negeri Khatami, pendahulunya, yang lunak dan dengan sikap politik yang tegas, terutama seputar isu pengayaan uranium (nuklir) dan eksistensi Isarel.

Pernyataan-pernyataannya yang sangat berani menjadi ‘berkah’ bagi media masa internasional, mulai dari usulan pembentukan Israel di Eropa sampai Piala Dunia di Jerman. Kedatangan lelaki ramah berpenampilan sangat sederhana (bahkan mendekati kesan ‘lusuh’) ini ke Indonesia dalam rangka kunjungan bilateral dan kehadiran dalam KTT D8 ini mendapat peliputan dari seluruh media masa dalam skala yang luar biasa.

pemilih mosavi

Suka atau tidak, doktor dalam bidang transporatsi ini telah ditahbiskan sebagai ikon dan simbol perlawanan terhadap arogansi Barat dan kapitalisme. “Pembuat Berita” ini telah menjadi bintang di istana negara, di UI dan UIN Syarif Hidayatullah, karena pernyataan-pernyataan tegas yang dikeluarkan dengan mimik yang santai dan penuh percaya diri, telah menyihir para mahasiswa dan membuat para mahsiswi histeris. “Be our president”, “Iran on our Heart”, dan semacamnya adalah ungkapan-ungkapan yang membisingkan upacara penyambutan Sang Mardomyar.

Meski menguasai bahasa Inggris (dan tidak bisa berbahasa Arab karena memang bukan Mulla), ia lebih mengutamakan bahasa ibunya, Parsi saat meberikan orasi ilmiah dalam stadium general. “Bila nuklir buruk, mengapa orang lain diperbolehkan menggunakannya? Bila nuklir baik, mengapa orang lain tidak diperbolehkan menggunakannya?” adalah contoh serangkaian proposisi sederhana yang sangat logis yang selalu memancing tepuk tangan riuh. Di balik tubuhnya yang mungil (di bawah standar rata-rata postur lelaki Iran pada umumnya), dan wajahnya yang bernuasa ‘buruh’ (udik) itu, terpampang struktur penalaran yang minimalis dan sederhana. “Aku adalah bukti sebuah demokrasi,” ujarnya menyindir demokrasi Amerika yang hanya mempunyai dua kandidat dari dua partai.

Ia telah menjadi model ‘pemimpin alternatif’ di era ketika hampir seluruh negara di dunia menjadi negara bagian Amerika. Sosoknya yang sangat populis yang berpadu dengan relijiusitas yang tergambar di guratan dahinya telah memenuhi rasa kangen generasi muda di dunia Islam akan seorang yang benar-benar ‘pelayan’. “Amerika bagaikan air mancur yang pasti jatuh,” katanya disambut tepuk tangan di hadapan para ulama dan politisi Indonesia di PB NU beberapa waktu lalu. Dialah MAN (Mahmoud Ahmadi Nejad).

Pada periode kedua, MAN menjadi capres untuk periode kedua tanpa tim sukses dalam sebuah pemilu dengan jumlah partisipasi terbesar sepanjang sejarah Iran pasca Revolusi. MAN secara dramatis memperoleh 62 persen suara (24 juta suara) dari total suara pemilih. MAN mengalahkan tiga kandidat yang merupakan tokoh-tokoh penting pada masa-masa awal Revolusi, Karrubi (mantan Ketua Parlemen), Mir Hosein Mosavi (mantan Perdana Menteri) dan Mohsen Rezai (mantan Panglima Garda Revolusi).

Ironis! Mereka, yang umumnya tampan dan cantik memilih orang bertampang “ndeso” sebagai presiden karena ketulusan, kesederhanaan, nasionalisme dan keberanian, bukan karena tubuhnya gagah dan tampan.

Dua organisasi perlawanan Palestina yaitu Hamas dan Jihad Islam dan Ikhwanul-Muslimin di Mesir telah mengucapkan selamat atas terpilihnya Ahmadinejad sebagai presiden dalam periode kedua seraya berharap Iran terus memperjuangkan hak rakyat Palestina dalam menghadapi Zionisme dan Imperialisme.

Kemenangan Ahmadinejad yang dianggap kanan, mungkin bisa dianggap sebagai balasan atas kemeangan Netanhayu dan Liberman yang secara terbuka menganut garis kanan keras). Rakyat Iran meninggalkan bangsa Arab di belakang untuk sendirian menghadapi Israel dan Amerika.

Hanya Rezai yang legawa dan menghimbau para pendukungnya untuk menerima hasil pilpres seraya menganggap kemenangan MAN sebagai pilihan rakyat Iran semua.

ran’s Interior Ministry has provided Press TV with the detailed list of votes cast in each province in the country’s 10th presidential election held on Friday, June 12.

Ardabil Province

Total votes: 642,005
Mahmoud Ahmadinejad: 325,911
Mehdi Karroubi: 2,319
Mohsen Rezaei: 6, 578
Mir-Hossein Moussavi: 302,825
Spoiled ballots: 4,372

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Ardabil with 140,582 to 137,220, Pilehsavar with 13,186 to 12,310, Pars-Abad with 48,521 to 31,453 and Garmi with 24,192 to 20,020.

Bushehr Province

Total votes: 493,989
Mahmoud Ahmadinejad: 299,357
Mehdi Karroubi: 3,563
Mohsen Rezaei: 7,607
Mir-Hossein Moussavi: 177,268
Spoiled ballots: 6,193

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the city of Ganaveh with 24,885 to 23,995.

Chaharmahal Bakhtiari Province

Total votes: 495,446
Mahmoud Ahmadinejad: 359,578
Mehdi Karroubi: 4,127
Mohsen Rezaei: 22,689
Mir-Hossein Moussavi: 106,099
Spoiled ballots: 2,953

East-Azerbaijan

Total votes: 2,010,340
Mahmoud Ahmadinejad: 1,131,111
Mehdi Karroubi: 7,246
Mohsen Rezaei: 16,920
Mir-Hossein Moussavi: 837,858
Spoiled ballots: 17,205

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the city of Shabestar with 39,182 to 37,099.

Fars Province

Total votes: 2,523,300
Mahmoud Ahmadinejad: 1,758,026
Mehdi Karroubi: 16,277
Mohsen Rezaei: 23,871
Mir-Hossein Moussavi: 706,764
Spoiled ballots: 18,359

Gilan Province

Total votes: 1,483,258
Mahmoud Ahmadinejad: 998,573
Mehdi Karroubi: 7,183
Mohsen Rezaei: 12,022
Mir-Hossein Moussavi: 453,806
Spoiled ballots: 11,674

Golestan Province

Total votes: 869,453
Mahmoud Ahmadinejad: 515,211
Mehdi Karroubi: 10,097
Mohsen Rezaei: 5,987
Mir-Hossein Moussavi: 325,806
Spoiled ballots: 14,266

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Aqqala with 25,144 to 23,303, Bandar Torkaman with 36,794 to 18,577, Kalaleh with 28,740 to 23,894 and Maraveh Tappeh with 14,865 to 5,943.

Hamadan Province

Total votes: 1,019,169
Mahmoud Ahmadinejad: 765,723
Mehdi Karroubi: 12,032
Mohsen Rezaei: 13,117
Mir-Hossein Moussavi: 218,481
Spoiled ballots: 9,816

Hormozgan Province

Total votes: 843,024
Mahmoud Ahmadinejad: 482,990
Mehdi Karroubi: 5,126
Mohsen Rezaei: 7,237
Mir-Hossein Moussavi: 241,988
Spoiled ballots: 5,683

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of
Bastak with 21,607 to 8,407, Parsian with 11,882 to 6,752, Khamir with 14,943 to 8,263 and Qeshm with 27,884 to 23,020.

Ilam Province

Total votes: 312,667
Mahmoud Ahmadinejad: 199,654
Mehdi Karroubi: 7,471
Mohsen Rezaei: 5,221
Mir-Hossein Moussavi: 96,826
Spoiled ballots: 3,495

Isfahan Province

Total votes: 2,637,482
Mahmoud Ahmadinejad: 1,799,255
Mehdi Karroubi: 14,579
Mohsen Rezaei: 51,788
Mir-Hossein Moussavi: 746,697
Spoiled ballots: 25,162

Kerman Province

Total votes: 1,505,814
Mahmoud Ahmadinejad: 1,160,446
Mehdi Karroubi: 4,977
Mohsen Rezaei: 12,016
Mir-Hossein Moussavi: 318,250
Spoiled ballots: 10,125

Kermanshah Province

Total votes: 983,422
Mahmoud Ahmadinejad: 573,568
Mehdi Karroubi: 10,798
Mohsen Rezaei: 11,258
Mir-Hossein Moussavi: 374,188
Spoiled ballots: 13610

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Paveh with 12,114 to 8,841, Javanroud with 11,888 to 10,775, Dalaho with 15,104 to 8,384 and Ravansar with 10,662 to 8,544.

Khorasan Razavi Province

Total votes: 3,181,990
Mahmoud Ahmadinejad: 2,214,801
Mehdi Karroubi: 13,561
Mohsen Rezaei: 44,809
Mir-Hossein Moussavi: 884,570
Spoiled ballots: 24,240

In the city of Khaf, Moussavi won over Ahmadinejad with 30,835 votes over 28,493.

Khuzestan Province

Total votes: 2,038,845
Mahmoud Ahmadinejad: 1,303,129
Mehdi Karroubi: 15,934
Mohsen Rezaei: 139,124
Mir-Hossein Moussavi: 552,636
Spoiled ballots: 28,022

Kohkilouye & Boyerahmad

Total votes: 368,707
Mahmoud Ahmadinejad: 253,962
Mehdi Karroubi: 4,274
Mohsen Rezaei: 8,542
Mir-Hossein Moussavi: 98,937
Spoiled ballots: 2,311

Kurdistan Province

Total votes: 610,757
Mahmoud Ahmadinejad: 315,689
Mehdi Karroubi: 13,862
Mohsen Rezaei: 7,140
Mir-Hossein Moussavi: 261,772
Spoiled ballots: 12,293

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Baneh with 23,745 to 16,552, Saqqez with 49,519 to 24,523 and Marivan with 29,902 to 20,404.

Markazi Province

Total votes: 785,961
Mahmoud Ahmadinejad: 572,988
Mehdi Karroubi: 4,675
Mohsen Rezaei: 10,057
Mir-Hossein Moussavi: 190,349
Spoiled ballots: 7,889

Mazandaran Province

Total votes: 1,919838
Mahmoud Ahmadinejad: 1,289,257
Mehdi Karroubi: 10,050
Mohsen Rezaei: 19,587
Mir-Hossein Moussavi: 585,373
Spoiled ballots: 15,571

North Khorasan Province

Total votes: 464,001
Mahmoud Ahmadinejad: 341,104
Mehdi Karroubi: 2,478
Mohsen Rezaei: 4,129
Mir-Hossein Moussavi: 113,218
Spoiled ballots: 3,072

Qazvin Province

Total votes: 692,355
Mahmoud Ahmadinejad: 498,061
Mehdi Karroubi: 2,690
Mohsen Rezaei: 7,978
Mir-Hossein Moussavi: 177,542
Spoiled ballots: 6,084

Qom Province

Total votes: 599,040
Mahmoud Ahmadinejad: 422,457
Mehdi Karroubi: 2,314
Mohsen Rezaei: 16,297
Mir-Hossein Moussavi: 148,467
Spoiled ballots: 9,505

Semnan Province

Total votes: 383,308
Mahmoud Ahmadinejad: 295,177
Mehdi Karroubi: 2,147
Mohsen Rezaei: 4,440
Mir-Hossein Moussavi: 77,754
Spoiled ballots: 3,790

Sistan-Baluchistan Province

Total votes: 982,920
Mahmoud Ahmadinejad: 450,269
Mehdi Karroubi: 12,504
Mohsen Rezaei: 6,616
Mir-Hossein Moussavi: 507,946
Spoiled ballots: 5,585

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Iranshahr with 50,971 to 33,802, Chabahar with 62,564 to 21,185, Khash with 47,762 to 9,945, Zaboli with 14,869 to 5,897, Zahedan with 140,118 to 120,978, Saravan with 47,620 to 13,258, Sibsouran with 18,314 to 7,456, Konarak with 18,467 to 9,089 and Nikshahr with 47,661 to 25909.

South Khorasan Province

Total votes: 383,157
Mahmoud Ahmadinejad: 285,983
Mehdi Karroubi: 928
Mohsen Rezaei: 3,962
Mir-Hossein Moussavi: 90,363
Spoiled ballots: 1,920

Tehran Province

Total votes: 7,521,540
Mahmoud Ahmadinejad: 3,819,945
Mehdi Karroubi: 67,334
Mohsen Rezaei: 147,487
Mir-Hossein Moussavi: 3,371,523
Spoiled ballots: 115,701

In the cities of Tehran and Shemiranat, Moussavi beat Ahmadinejad with 2,166,245 votes to 1,809,855 and 200,931 to 102,433 votes respectively.

West-Azerbaijan Province

Total votes: 1,334,356
Mahmoud Ahmadinejad: 623,946
Mehdi Karroubi: 21,609
Mohsen Rezaei: 12,199
Mir-Hossein Moussavi: 656,508
Spoiled ballots: 20,094

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of Oshnavieh with 12,690 to 8,967, Bukan with 35,833 to 16,481, Piranshahr with 24,486 to 11,270, Sardasht with 18,654 to 16,737, Salmas with 47,276 to 43,652, Showt with 13,872 to 11,130, Mako with 28,451 to 13,884; Mahabad with 38,579 to 19,999, Miandoab with 55,739 to 55,575 and Naghadeh with 32,415 to 26,419.

Yazd Province

Total votes: 609,856
Mahmoud Ahmadinejad: 337,178
Mehdi Karroubi: 2,565
Mohsen Rezaei: 8,406
Mir-Hossein Moussavi: 255,799
Spoiled ballots: 5,908

Mir-Hossein Moussavi won over Mahmoud Ahmadinejad in the cities of
Ardakan with 23,675 to 19,389, Sadooq with 11,399 to 10,755 and Yazd with 148,090 to 133,792.

Zanjan Province

Total votes: 585,721
Mahmoud Ahmadinejad: 444,480
Mehdi Karroubi: 2,223
Mohsen Rezaei: 7,276
Mir-Hossein Moussavi: 126,561
Spoiled ballots: 5,181

PKH/TE/HGH

Minggu, 05 Juli 2009

Rafsanjani Tepis Rumor “Perebutan Kekuasaan”


Ketua Dewan Penentu Kemaslahatan Iran, Ayatullah Hashemi Rafsanjani, menepis rumor yang terus disemburkan media-media Barat tentang adanya perebutan kekuasaan di Iran.

Sebagaimana dilaporkan televisi Alalam, Rafsanjani, yang juga Ketua Dewan Ahli, dalam pernyataannya menegaskan bahwa semua proses yang berhubungan dengan pipres masih berada dalam koridor sistem Pemerintahan Islam yang ditegakkan oleh Imam Khomeini.

Meski terasa agak terlambat, pernyataan Rafsanjani sangatlah penting karena Barat, terutama Amerika Serikat, mengharapkan adanya kekacauan politik dalam negeri Iran yang dapat melemahkan posisi tawar Tehran dalam pergaulan regional dan internasional, terutama dalam negosiasi program nuklir dan hubungan dengan Hamas dan Hezbollah serta Irak.

Pernyataan Rafsanjani diharapkan mampu mengurangi ketegangan yang terus membayangi situasi politik dalam negeri Iran menjelang pelantikan Ahmadinejad sebagai presiden untuk periode kedua.

Sementara itu, Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, yang sempat mengkritik prilaku emosional para capres, menemui Ahmadinejad di kantor kepresidenan dan mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pilpres lalu.

Arab Saudi Izinkan Pesawat Tempur Israel Lintasi Udaranya


Suratkabar Al-Quds Al-Arabi terbitan London membongkar sebuah konspirasi baru antara AS-Israel dan sejumlah negara Arab di Teluk dan Afrika Utara. Berita ini dikonfirmasi oleh Sunday Times.

Suratkabar itu mengungkapkan adanya kesepakatan antara para pemimpin negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Amerika tentang penggunaan udaranya untuk pesawat-pesawat tempur Israel dan Amerika saat akan melakukan penyerangan terhadap Iran.

Selain itu, suratkabar itu, sebagaimana dikutip Aljazeera, mengungkapkan kesepakatan sejumlah negara Arab di Teluk dan Maghribi untuk menerima tekanan Amerika untuk membuka kantor kerjasama perdagangan Israel di ibukota-ibukota mereka.

Namun, Pemerintah Israel masih ragu-ragu menanggapi sikap pro aktif rezim-rezim Arab sekutu As tersebut.

Ketua Dewan Garda : Penggerak Kekacauan, Pembangkang Konstitusi


Ayatollah Jannati

Ketua Dewan Garda Republik Islam Iran, Ayatullah Ahmad Jannati, yang bertindak sebagai imam dan khatib shalat Jumat di halaman kampus Universitas Tehran, menganggap para pelaku kerusuhan yang mendukung Mir Hosein Mousavi sebagai pembangkang yang telah keluar dari koridor sistem Pemerintah Islam.

Di hadapan ratusan ribu jamaah, Ahmad Jannati, menyesalkan dan mempertanyakan sikap, pernyataan-pernyataan mereka yang mengelu-elukan diri sebagai reformis, karena sama sekali tidak menunjukkan sikap dewasa, berdada simpit dan tidak memahami logika konsitusi.

“Apa yang mesti dikatakan tentang orang-orang yang menolak menerima kenyataan demikian dengan cara menciptakan kekacauan yang merugikan bangsa dan negara? Mereka hanya layak dianggap sebagai pembangkang,” tandasnya,

Ahmad Jannati mengecam para politisi pecundang itu sebagai orang-orang yang lebih mengutamakan anarkisme ketimbang menempuh prosedur konsitutsional untuk menyatakan keberatan terhadap hasil pemilihan persiden.

Ditegaskannnya, partisipasi luas warga telah menggembirakan sahabat Iran dan membuat musuh mereka putus asa. Ayatullah Jannati menilai penjelasan Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei sebelum pemilu sebagai pendorong antusiasme warga untuk mengikuti pemilu.

Pada bagian lain khotbahnya, ia mengajak seluruh warga untuk menjaga persatuan dalam menghadapi konspirasi musuh-musuh Revolusi Islam. Ia juga mengutip ucapan Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini r.a bahwa setiap perusak persatuan masyaraka adalah pengkhianat sistem Republik Islam.

Di bagian akhir khutbahnya, Ayatullah Jannati mengutuk kekuatan-kekuatan arogan dunia karena mendukung kelompok munafikin MKO untuk menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di tengah masyarakat.(alalam, irib)

Saudi Arabia Sepakat Lucuti Senjata Hizbullah

Obama and Abdullah
Obama dan Abdullah
Kantor berita Farsnews merilis dari situs berita Haaretz Israel, Arab Saudi dan AS sepakat untuk melucuti senjata Hizbullah Lebanon. Demikian rilis situs berita Farsnews hari ini.

Selain usaha menekan pelucutan senjata Hizbullah, kedua negara juga dikabarkan sepakat menekan Suriah. Farsnews yang menukil dari koran Haareztz dalam rilis beritanya menulis, kedua negara akan menekan Suriah mengenai garis perbatasan kawasan Shaaba untuk realisasi tujuan tersebut.
Koran Haaretz lebih lanjut menulis, tekanan terhadap Suriah adalah langkah awal melucuti senjata Hizbullah. Ditambahkannya, tuntutan ini digulirkan di bawah atmosfir perbaikan hubungan antara Suriah dan AS. Tekakan Arab Saudi terhadap Suriah bertujuan menekan Damaskus agar mencabut dukungannya terhadap Hizbullah.

Kesepakatan untuk menekan Hizbullah itu dikemukakan sebelum berlangsung pemilu legislatif Lebanon kemaren. Kesepakatan itu dihadiri oleh Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Timur Tengah, Jeffrey Feltman dan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem. Namun, Muallem menentang rencana tersebut.

Ahmadinejad Tantang Obama

Ahmadinejad
Ahmadinejad: Tantang Obama debat
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah pertemuan kemaren sore, Sabtu, 04/07/09/ kembali menantang Presiden AS, Barack Obama untuk debat terbuka di depan PBB dan disaksikan langsung oleh seluruh bangsa-bangsa dunia. Lapor kantor berita IRNA dalam rilis situsnya.
Presiden Ahmadinejad, kemarin sore 04/07/09 di Tehran dalam pertemuannya dengan para rektor unversitas kedokteran Iran, menekankan berlanjutnya langkah diplomasi Iran yang kuat di era baru dan menyatakan, "Republik Islam Iran akan memulai era baru dengan diplomasi yang makin kuat dan bahkan sepuluh kali lipat lebih kuat dari dari sebelumnya".

Ahmadinejad juga menegaskan pentingnya menjaga persahabatan dengan dunia dan menilainya sebagai hal yang diperlukan untuk membangun Iran, "Tentu saja, kita harus berusaha mengubah hubungan dunia ke arah keadilan". Ditambahkannya, "Sepanjang tiga puluh tahun terakhir, hubungan Iran dengan dunia menghasilkan beberapa peristiwa besar yang menguntungkan bangsa Iran dan sedikitnya empat monopoli dunia hancur dan sebuah perimbangan yang sangat penting telah berubah". Tegas presiden Iran yang baru saja terpilih tersebut.

Menurut Ahmadinejad, saat ini ada empat monopoli yang hancur. Dalam kaca mata Ahmadinejad, kehancuran monopoli empat hal itu meliputi, monopoli politik, monopoli sains dan teknologi, monopoli teori tata negara dan pemerintahan, dan monopoli kekuatan militer.

Dikatakannya, sebab-sebab keempat monopoli itu hancur lantaran munculnya Revolusi Islam Iran dan sebagai hasil dari cara Iran berhubungan dengan dunia.

Associated Press: Eropa akan Merugi

Ayatulah Jannati
Ayatullah Jannati
Sekjen Dewan Garda Konstitusi Republik Islam Iran, Ayatullah Ahmad Jannati kemarin (Jumat,3/7) dalam khutbah Jumatnya di Tehran, mengatakan, beberapa staf lokal Kedubes Inggris di Tehran akan diadili karena telah menyulut kekerasan pasca pemilihan presiden.
Menyinggung skenario musuh untuk menciptakan kekacauan dan menghancurkan sistem pemerintahan Iran, Ayatullah Jannati menuturkan, musim panas tahun lalu, situs resmi Departemen Luar Negeri Inggris telah mengumumkan kemungkinan terjadinya kekacauan dalam pemilu presiden Iran ke-10 dan meminta warganya untuk menghindari keramaian pada hari pelaksanaan pemilu.

Mereaksi pernyataan Ayatullah Jannati, Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband dalam statemennya menyatakan, Inggris menuntut pemerintah Iran segera mengklarifikasi soal masalah tersebut. Reaksi tergesa-gesa Uni Eropa juga mendapat publikasi luas media-media Barat. Majalah Times memposisikan anggota Uni Eropa secara berlawanan arah saat mereka membahas mekanisme kebijakan organisasi ini terkait Iran.

Kantor Berita Associated Press juga menulis, "Jika Uni Eropa mengambil langkah tergesa-gesa seperti menarik dutanya dari Iran, mereka akan kehilangan peluang dialog dengan Tehran."

Jumat, 03 Juli 2009

Tangan tak Terlihat Amerika di Iran

Mampus amerika
Mampus Amerika
.....Antara 2005-2009, Kongres AS mengalokasikan lebih daripada $ 400 juta untuk program-program Deplu AS yang dirancang untuk "mempromosikan demokrasi", atau dengan kata lain menerapkan kebijakan soft power terhadap Iran. Ini dilaksanakan, sebagian, dengan mendanai kegiatan-kegiatan kelompok-kelompok pembelot Iran. Pada 2008, Kongres mengalokasikan anggaran yang secara khusus "diperuntukkan bagi pemrograman perangkat lunak guna mengembangkan program-program yang merusak internet firewall pemerintah Iran," dan sebuah program "untuk menyediakan perangkat-perangkat anti-sensor dan layanan untuk kebebasan informasi di dalam suatu masyarakat yang tertutup".
Pada 24 Mei 2007, Brian Ross, koresponden investigatif ABC News mengungkapkan sebuah laporan tentang elemen soft power yang dimanfaatkan oleh CIA dan diotorisasi oleh Bush. "Baik mantan maupun pejabat intelijen yang masih bertugas mengatakan kepada ABC News bahwa CIA telah menerima persetujuan rahasia dari presiden untuk meningkatkan apa yang dikenal sebagai operasi tersembunyi untuk mendestabilisasi rezim Iran, dan hal itu kini sedang berlangsung," Ross melaporkan. Dia kemudian menambahkan, "Para pejabat itu menjelaskan rencana Iran sebagai "rencana yang tidak mematikan". Rencana itu melibatkan kampanye propaganda yang dikoordinasikan lembaga-lembaga penyiaran, penempatan artikel-artikel negatif di koran, dan manipulasi mata uang dan transaksi perbankan internasional Iran". Koresponden ABC mengatakan, "Propaganda adalah cara paling penting yang digunakan oleh CIA. "....

....Bagian dari program CIA, seperti dilaporkan oleh ABC News dan Daily Telegraph, adalah "mensuplai uang dan senjata kepada kelompok militan Jundullah, yang telah melakukan serangkaian serangan ke Iran dari basis mereka di Pakistan."....

.....Lebih jauh, sekitar dua ribu anggota milisi Mujahideen Khalq (MKO), sebuah kelompok kekerasan yang ingin menjatuhkan rezim Iran, telah diberikan tempat perlindungan di Irak oleh otoritas pendudukan AS, padahal kelompok ini ada dalam daftar organisasi teroris internasional milik Deplu AS sejak 1997. Laporan ini juga mengutip Mark Fitzpatrick, mantan pejabat senior Deplu, yang mengatakan bahwa sabotase industri merupakan pilihan strategi untuk menghentikan program nuklir Iran "tanpa tindakan militer, tanpa jejak pada operasinya."

Laporan The Telegraph juga menyatakan bahwa CIA telah diizinkan untuk mensuplai "alat komunikasi yang memungkinkan kelompok oposisi di Iran untuk saling bekerja sama dan menghindari sensor internet" pemerintah. Penggunaan peralatan ini terlihat jelas dalam konflik terbaru antara pemerintah dan kubu oposisi di Iran.....

.... Pada 28 Juni 2009, pembawa acara CNN Fareed Zakaria mengajukan pertanyaan sangat jitu kepada Bob Baer, seorang bekas CIA yang bertugas selama 21 tahun veteran dalam operasi di Timur Tengah. Dia bertanya, "Benarkah kita memang melakukan itu [mencoba mendestabilisasi Iran]? Benarkah kita mendanai berbagai kelompok di dalam dan di luar Iran yang mencoba menggulingkan pemerintah?" Baer jawab, "Ya sangat benar," kemudian menambahkan, "Ada satu program rahasia terhadap Iran yang sedang dijalankan militer AS; sebuah tindakan rahasia terhadap Iran dari Irak dan Afghanistan. "....

....Menurut Saeed Behbahani, pengkritik keras rezim Iran, dan pendiri Mihan TV di luar Washington DC, pemerintah AS bertukar pesan dengan tim kampanye Mir Hossein Mousavi pada awal Juni (2009). Dia menyatakan bahwa, pada waktu itu, seorang pengusaha Iran-Amerika yang dekat dengan Menlu Clinton, bertemu dengan manajer kampanye Mousavi, Mehdi Khazali, di Dubai......

....... sebuah studi oleh website, www.chartingstocks.net, menyimpulkan bahwa selama tiga hari setelah pemilihan, mayoritas Tweets (lebih dari 30.000) telah dimanipulasi melalui segelintir account; semua dibuat dalam satu hari setelah pemilu. Sangat menarik untuk dicatat bahwa hanya 0,6 persen dari Tweeter account yang digunakan oleh orang Iran (dibandingkan dengan 44 persen oleh orang Amerika).

Baru-baru ini dalam wawancara dengan BBC pada 19 Juni (2009), mantan menlu Henry Kissinger, seorang ikon kebijakan politik luar negeri AS, mengekspos keterlibatan Washington dalam urusan Iran.

Kissinger berkata, "Jika ternyata tidak mungkin ada suatu pemerintahan di Iran yang dapat menangani dirinya sendiri daripada menjadi sebuah perkara, maka kami (AS) mempunyai situasi yang berbeda." Terjemahannya: jika kandidat pilihan kami tidak muncul sebagai pemenang, setelah kami menggunakan semua soft power kami... Kissinger meneruskan, "Maka kami dapat menyimpulkan bahwa kami harus bekerja untuk mengganti rezim di Iran dari luar," terjemahannya: maka Amerika Serikat (atau mungkin Israel) mungkin harus memakai hard power, yang berarti serangan militer.

Dia kemudian menambahkan, "Tetapi saya memahami benar Presiden (Obama), dia tidak ingin hal ini terlihat sebagai sebuah intervensi dalam krisis saat ini." Terjemahan: Apa pun yang Presiden Obama lakukan di Iran, ia ingin memastikan bahwa tangan Washington tetap tak terlihat. Esam Al Amin